tag:blogger.com,1999:blog-22088196165086480132024-02-18T18:42:41.711-08:00sampah diolah menjadi berkahZERO WASTE IS NO MORE WASTE: AVOID-REDUCE-REUSE-RECYCLE-TREATMENT-DISPOSALsobirinsobirin@gmail.comhttp://www.blogger.com/profile/03453076083722492370noreply@blogger.comBlogger177125tag:blogger.com,1999:blog-2208819616508648013.post-15094999094138840012012-05-31T06:55:00.000-07:002012-05-31T18:20:23.844-07:00KANTOR YANG INGIN MENJADI “GREEN OFFICE”<div style="color: blue; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjPl_-m7FT0TtyPVbn5JcF40ahc2h7gXPQObuNI-IR79mzzB7O5GSiufDnKGOBg-xMn5BqjrDdCYnLjPdL0gcDL1R4ANnYW6gYniY48DI2_x_nRHRJ4Z7HGH1m53pt0IDfbZZKQ4C7Oz33f/s1600/aerob+kantor+sedang.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="147" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjPl_-m7FT0TtyPVbn5JcF40ahc2h7gXPQObuNI-IR79mzzB7O5GSiufDnKGOBg-xMn5BqjrDdCYnLjPdL0gcDL1R4ANnYW6gYniY48DI2_x_nRHRJ4Z7HGH1m53pt0IDfbZZKQ4C7Oz33f/s200/aerob+kantor+sedang.jpg" width="200" /></a></div>
<i>Bandung, Jl. Alfa No. 92, Cigadung II, 31 Mei 2012 </i></div>
<div style="color: blue; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<i>Foto: Sobirin, 2012, Komposter Aerob di Kantor PUSAIR </i></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
Oleh: <span style="color: red;">Sobirin</span> </div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
Dulu saya berkantor di Pusat Penelitian Sumber Daya Air (PUSAIR), Jalan Ir.H.Juanda 193 Bandung. Sekarang saya sudah pensiun, tetapi hampir setiap hari saya masih datang ke kantor ini, untuk sekedar mampir. Nah kantor ini ingin menjadi “<i><b><span style="color: #274e13;">green office</span></b></i>”, antara lain dengan membuat kompos dari sampah kantor.
<span class="fullpost"><b style="color: #b45f06;"><i><span style="font-size: x-large;"> </span></i></b></span><br />
<span class="fullpost"><b style="color: #b45f06;"><i><span style="font-size: x-large;">A</span></i></b>da seorang ahli lingkungan dari Kantor PUSAIR ini yaitu ibu Ratna Hidayat. Beliau diminta oleh boss kantor PUSAIR untuk mendesain komponen-komponen “<i style="color: #274e13;"><b>green offic</b></i><b><i style="color: #274e13;">e</i></b>” antara lain membuat komposter untuk mengolah sampah-sampah daun kering pohon-pohon yang ada di kantor.
Maka bu Ratna Hidayat ini datanglah ke rumah saya untuk melihat konsep komposter yang ada di rumah saya. Selanjutnya beliau membangun komposter di kantor PUSAIR. Komposter yang dibangun “mirip-mirip” konsepnya dengan yang ada di rumah saya, hanya nampak lebih mewah, maklum ada uang anggarannya.
<span style="color: magenta; font-size: x-large;">Siapa mau menyusul</span>, kantornya berkonsep “<i style="color: #274e13;"><b>green office</b></i>”? Semoga implementasi “<i style="color: #274e13;"><b>green office</b></i>” ini bisa sukses dan berkelanjutan, sebab yang paling penting adalah <u><span style="color: magenta;">siapa yang disuruh sebagai penganggung jawab pengelolanya</span></u>.
</span></div>sobirinsobirin@gmail.comhttp://www.blogger.com/profile/03453076083722492370noreply@blogger.com19tag:blogger.com,1999:blog-2208819616508648013.post-66846482871865859672012-04-30T17:48:00.000-07:002012-04-30T17:48:45.282-07:00ACIL BIMBO KE RUMAH SAYA DISKUSI KOMPOS<div style="color: blue; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidxUvZ9SLlQn3dgbfz5EYRqgTeFeEeyj02_iGhv08DJEx9Mx2l-xCC_t2lCYqd2tw7D5y2hULG0xejaB1chulIpaZVLX4Gj6vSp2PkhTryIJFPHdy0H5YgCsLoPGMFR9eg7YDzZBPBVjiQ/s1600/acil+bimbo.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="133" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidxUvZ9SLlQn3dgbfz5EYRqgTeFeEeyj02_iGhv08DJEx9Mx2l-xCC_t2lCYqd2tw7D5y2hULG0xejaB1chulIpaZVLX4Gj6vSp2PkhTryIJFPHdy0H5YgCsLoPGMFR9eg7YDzZBPBVjiQ/s200/acil+bimbo.jpg" width="200" /></a><i><span style="font-size: small;">Bandung, Jl. Alfa No. 92, Cigadung II, 30 April 2012 </span></i></div>
<div style="color: blue; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<i><span style="font-size: small;">Foto: Sobirin, 2012, Acil Bimbo Diskusi Kompos </span></i></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Oleh: <span style="color: red;">Sobirin </span></span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Sobat saya, Acil Bimbo, penyanyi balada Indonesia, datang ke rumah saya di Jalan Alfa, Bandung. Dia memang bertetangga kompleks dengan saya, dan saling kunjung-mengunjungi. Tapi kali ini dia datang ke rumah, bergabung dengan masyarakat Cilengkrang yang sedang diskusi kompos di rumah saya.</span></div><span class="fullpost">
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><i style="color: #b45f06;"><span style="font-size: x-large;">S</span></i>aya bersahabat dengan Acil Bimbo sudah lama, terutama dalam berdiskusi dan implementasi masalah lingkungan, sosial dan budaya. Rupanya kali ini dia ingin juga berdiskusi bagaimana cara membuat kompos. </span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Sejak dulu group penyanyi Bimbo ini memang peduli kepada masalah lingkungan dan budaya, sebuah lagunya tentang sampah pernah dirilis pada tahun 1980-an, jauh sebelum Undang-Undang tentang sampah terbit. </span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"> Acil datang ke rumah bergabung dengan masyarakat Cilengkrang yang sedang diskusi tentang sampah, kompos, dan padi dalam ember. Semoga dengan kepedulian Acil dengan group Bimbo-nya tentang lingkungan dapat semakin menyadarkan semua stakeholder bahwa mengelola sampah dengan cara yang baik dan benar adalah suatu keharusan.
</span></div></span>sobirinsobirin@gmail.comhttp://www.blogger.com/profile/03453076083722492370noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-2208819616508648013.post-68090133808801286772012-03-30T16:35:00.007-07:002012-03-30T17:13:07.327-07:00KOMPOSTER SUMUR RESAPAN<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhM_A72tgCo0ucmr-MCoypiqnRGc5LKyvZF5KSMhTYkPt6FJQAH2eMhTEdmug1M-9V_Hy824bPWhfMFqNTQ9AcE_GlWNcekOVVbSF5OOZpII__aAbc2kKcgNKHywfRMg6Rw10Y556JL7WUE/s1600/kompos+sumur+resapan+kecil.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px; height: 129px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhM_A72tgCo0ucmr-MCoypiqnRGc5LKyvZF5KSMhTYkPt6FJQAH2eMhTEdmug1M-9V_Hy824bPWhfMFqNTQ9AcE_GlWNcekOVVbSF5OOZpII__aAbc2kKcgNKHywfRMg6Rw10Y556JL7WUE/s200/kompos+sumur+resapan+kecil.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5725842848948904658" border="0" /></a><span style="font-style: italic; color: rgb(0, 0, 153);font-size:100%;" ><span style="font-family:arial;">Bandung, Jl. Alfa No. 92, Cigadung II, 31 Maret 2012</span></span><span style="font-style: italic; color: rgb(0, 0, 153);font-size:100%;" ><span style="font-family:arial;"><br />Foto: Sobirin, 2012, Komposter Sumur Resapan</span></span><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br />Oleh: <span style="color: rgb(255, 0, 0);">Sobirin</span></span></span><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br />Membuat kompos itu mudah sekali, gali lubang, masukkan sampah organik, tuangkan MoL, lalu timbun lagi, dalam tempo 1 (satu) bulan sudah bisa dipanen. Saya mencoba memanfaatkan lubang sumur resapan untuk membuat kompos. Bahan kompos spesial dari sampah daun-daun kering di pekarangan rumah.</span></span><br /><div style="text-align: justify;"><span class="fullpost"><br /><br style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><span style="font-weight: bold; font-style: italic; color: rgb(255, 102, 0);font-size:180%;" >L</span>ubang sumur resapan ini berukuran panjang 60 cm, lebar 60 cm, kedalaman 1 m. Awalnya memang khusus berfungsi sebagai sumur resapan. Bagian atas diperkuat dengan bata 1 (satu) baris yang disemen, agar tidak longsor. Bagian dalam dibiarkan tanah telanjang, tidak disemen, agar air hujan meresap ke dalam tanah. Tutupnya menggunakan “ram” besi beton yang dilas, jadi tetap berlubang-lubang sehingga air hujan bisa masuk, juga untuk keamanan agar kita tidak “kejeblos” masuk lubang.</span></span><br style="font-family:arial;"><br style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Kemudian saya mencoba mengisinya dengan sampah daun-daun kering, terus saya isi, sampai padat, kemudian saya beri MoL buatan sendiri. Sampah dalam lubang menyusut, kemudian diisi lagi, diberi Mol, menyusut, diisi lagi, dan seterusnya. Tidak usah diaduk-aduk. Ternyata dalam 1 (satu) tahun, lubang baru penuh, isinya padat dengan sampah daun kering.</span></span><br style="font-family:arial;"><br style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Ketika digali, bagian bawah dan tengah telah berubah menjadi kompos yang bagus, sedang lapisan di atasnya masih berupa daun-daun kering yang belum menjadi kompos. Siapa ingin mencoba? Sumur resapan berfungsi ganda, sebagai sumur resapan, juga sebagai komposter semi an-aerob.</span></span><br /></span></div>sobirinsobirin@gmail.comhttp://www.blogger.com/profile/03453076083722492370noreply@blogger.com13tag:blogger.com,1999:blog-2208819616508648013.post-2254008667101245242012-02-29T03:43:00.004-08:002012-02-29T03:52:45.382-08:00KUNJUNGAN KOMPOS MALAM HARI<div style="text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjFwFfwOWXIuYFcxR3pUX341BRkHW2Co7HSUZ0PVMolN86jYjwy6uyHWpNmo92QssUdo3bIb3DjhO72XSivmOIg8h94xIUnkxyxbR64sjVkiRsyh-Y2rtV_QUqbZGqCDsPeCMwC7Kr3wFzJ/s1600/kompos+malam.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px; height: 151px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjFwFfwOWXIuYFcxR3pUX341BRkHW2Co7HSUZ0PVMolN86jYjwy6uyHWpNmo92QssUdo3bIb3DjhO72XSivmOIg8h94xIUnkxyxbR64sjVkiRsyh-Y2rtV_QUqbZGqCDsPeCMwC7Kr3wFzJ/s200/kompos+malam.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5714522476236821634" border="0" /></a><span style="font-style: italic; color: rgb(0, 0, 153);font-size:100%;" ><span style="font-family:arial;">Bandung, Jl. Alfa No. 92, Cigadung II, 29 Februari 2012</span></span><br style="font-style: italic; color: rgb(0, 0, 153);" face="arial"></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-style: italic; color: rgb(0, 0, 153);font-size:100%;" ><span style="font-family:arial;">Foto: Sobirin, 2012, Jagung dan Padi di Halaman Rumah</span></span><br style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Oleh: <span style="color: rgb(255, 0, 0);">Sobirin</span><br />Pusat Litbang Sumber Daya Air (PUSAIR), di Jl Juanda 193 Bandung ingin mewujudkan diri sebagai “eco-office”. Maka rencananya, kantor ini akan mengolah sampah organik kantor menjadi kompos, dan lain-lain. Untuk itu, tim PUSAIR datang ke Jl. Alfa 92, untuk pembelajaran “composting”</span></span><span class="fullpost"><br /><br /><br /><br /><br /><br style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><span style="font-weight: bold; font-style: italic; color: rgb(255, 102, 0);font-size:180%;" >T</span>im PUSAIR dipimpin oleh ibu Ir. Ratna Hidayat, seorang ahli lingkungan bidang air. Sehubungan beliau banyak kesibukan, maka waktu kunjungan ke Jl. Alfa 92 juga disesuaikan dengan waktu beliau. Ternyata waktu luang beliau malam hari, sehingga melihat-lihat komposter dan tanya ini-itu tentang kompos pakai senter. Waktu itu hujan gerimis, jadi pakai payung segala.</span></span><br style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Seluruh penjelasan dan gambar-gambar desain komposter, cara membuat MOL, dan cara membuat kompos telah diberikan kepada ibu Ir. Ratna Hidayat. Semoga PUSAIR segera merealisasikan diri sebagai kantor penghasil kompos. Kantor siapa lagi mau menjadi “eco-office”?</span></span></span></div>sobirinsobirin@gmail.comhttp://www.blogger.com/profile/03453076083722492370noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-2208819616508648013.post-23056284460552372032012-01-29T09:41:00.000-08:002012-01-29T10:15:06.956-08:00JAGUNG DAN PADI DI HALAMAN RUMAH MULAI BERBUAH<div style="font-family: arial; text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjzma8e8a_AitbJt8Ltj0vfs4hi7QhIZSY_Fe8of641JfBm3zEdUbwzOAxkcRbaQoqvNlWNDLti5egHCnNsbvaI8PdbTQhrUNiK7LExSk7LhNzVK95p1VWCWo_dmKzvFYVQYR7g9PZhGcHs/s1600/jagung-padi1.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px; height: 140px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjzma8e8a_AitbJt8Ltj0vfs4hi7QhIZSY_Fe8of641JfBm3zEdUbwzOAxkcRbaQoqvNlWNDLti5egHCnNsbvaI8PdbTQhrUNiK7LExSk7LhNzVK95p1VWCWo_dmKzvFYVQYR7g9PZhGcHs/s200/jagung-padi1.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5703116816977296914" border="0" /></a><span style="font-style: italic; color: rgb(0, 0, 153);font-size:100%;" ><span style="font-family:arial;">Bandung, Jl. Alfa No. 92, Cigadung II, 29 Januari 2012</span><span style="font-family:arial;"></span></span><span style="font-style: italic; color: rgb(0, 0, 153);font-size:100%;" ><span style="font-family:arial;"><br />Foto: Sobirin, 2012, Jagung dan Padi di Halaman Rumah</span></span><span style="font-family:arial;font-size:100%;"><br />Oleh: <span style="color: rgb(255, 0, 0);">Sobirin</span></span><span style="font-size:100%;"><br />Tanaman jagung dan padi yang saya semai dan tanam 2 (dua) bulan yang lalu di halaman rumah sudah mulai berbuah dan berbulir. Jagung saya tanam langsung di tanah, sedangkan padi di dalam pot. Musim hujan rupanya membantu pertumbuhan tanaman jagung dan padi “rumahan” menjadi subur.<span class="fullpost"><br /><br /><br /><br /><br /><br /><span style="font-weight: bold; font-style: italic; color: rgb(255, 102, 0);font-size:180%;" >B</span>ertani tidak harus di sawah atau di tegalan, apalagi saya tidak mempunyai sawah atau tegalan. Bertani bisa juga di kota, di lahan sempit halaman rumah. Bila rumah tidak ada halamannya, misalnya di rumah susun atau apartemen bertingkat, jangan kuatir, pakai saja pot yang digantungkan di jendela. Hati-hati tali gantungan harus kuat, menjaga supaya tidak jatuh dan membahayakan tetangga yang tinggal di lantai bawah.<br /><br />Pemeliharaan tidak sulit, luangkan waktu barang 15-30 menit sudah cukup untuk mengurus tanaman-tanaman kita. Kalau tanamannya banyak, tentunya memerlukan waktu yang lebih lama.<br /><br />Tanah di sekitar tanaman selalu dibalik-balik perlahan, supaya tidak mengenai akar. Menyiram dengan MoL encer setiap 2-3 hari sekali. Yang disiram adalah tanahnya, bukan tanamannya, sebab tanaman bisa mati karena MoL, apalagi MoL pekat.<br /><br />Tiga bulan kita sudah bisa panen, silahkan siapa yang berminat, mari bersama mencoba. Sekarang ini, bertani di kota <span style="color: rgb(0, 102, 0); font-style: italic;font-size:130%;" ><span style="font-weight: bold;">(urban farming)</span></span> sudah banyak diminati orang banyak, mari jangan sampai ketinggalan.<br /></span></span></div>sobirinsobirin@gmail.comhttp://www.blogger.com/profile/03453076083722492370noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-2208819616508648013.post-69015378142675436062011-12-30T16:42:00.000-08:002011-12-30T17:58:58.450-08:00BANYAK CARA MEMBUAT MOL<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjBFxHJSbrl0kwIDhlB7ntsvi5zmgm5wH5GL_92VM5_XLYC7noGla9amg66bnCBG4lt-TwFhAEo4aQTGNBc0leVYEyn9WbAQykabNthnm_qCcHGQrC7HlmdvHGVJG5I-D1NgLKjjKM0BgUY/s1600/MOL+modif3.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px; height: 145px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjBFxHJSbrl0kwIDhlB7ntsvi5zmgm5wH5GL_92VM5_XLYC7noGla9amg66bnCBG4lt-TwFhAEo4aQTGNBc0leVYEyn9WbAQykabNthnm_qCcHGQrC7HlmdvHGVJG5I-D1NgLKjjKM0BgUY/s200/MOL+modif3.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5692105959682119970" border="0" /></a><span style="font-style: italic; color: rgb(0, 0, 153);font-size:100%;" ><span style="font-family:arial;">Bandung, Jl. Alfa No. 92, Cigadung II, 31 Desember 2011</span></span><span style="font-style: italic; color: rgb(0, 0, 153);"> </span><span style="font-style: italic; color: rgb(0, 0, 153);font-size:100%;" ><span style="font-family:arial;"><br />Foto: Sobirin, 2011, MOL Buatan Sendiri</span></span><span style="font-style: italic; color: rgb(0, 0, 153);"> </span><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br />Oleh: <span style="color: rgb(255, 0, 0);">Sobirin</span></span></span><span style="color: rgb(255, 0, 0);"> </span><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br />Cara membuat MOL (Mikro Organisme Lokal) bermacam-macam, dan terus dikembangkan oleh para penghobi kompos dan tanaman. Nama “Lokal” dimaksudkan sebagai “tanda” buatan sendiri. Berikut saya kutipkan konsep yang dilakukan oleh pak <span style="font-style: italic; color: rgb(255, 102, 0);">Mudo Hargiyono</span> dan <span style="font-style: italic; color: rgb(255, 102, 0);">Tim PKM Sekolah Hayati</span>.</span></span><br /><div style="text-align: justify;"><span class="fullpost"><br /><br /><br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(0, 51, 0);font-size:130%;" ><span style="font-family:arial;">Bahan utama MOL terdiri 3 komponen:</span></span><span style="color: rgb(0, 51, 0);font-size:130%;" ><span style="font-weight: bold;"> </span></span><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br />1. <span style="font-style: italic;">Karbohdrat:</span> Air cucian beras, nasi bekas, singkong, kentang, dan sejenisnya</span></span> <span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br />2. <span style="font-style: italic;">Glukosa:</span> air gula, air kelapa, dan sejenisnya</span></span> <span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br />3.<span style="font-style: italic;"> Sumber bakteri:</span> buah-buahan, air kencing, kotoran hewan, dan sejenisnya</span></span><br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(0, 51, 0);font-size:130%;" ><span style="font-family:arial;">Contoh MOL dan aplikasinya:</span> </span><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br />1. MOL <span style="font-style: italic;">buah-buahan</span> untuk membantu malai padi agar berisi</span></span> <span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br />2. MOL <span style="font-style: italic;">daun cebreng</span> untuk penyubur daun tanaman</span></span> <span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br />3. MOL<span style="font-style: italic;"> bonggol pisang</span> untuk pengurai saat pembuatan kompos</span></span> <span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br />4. MOL <span style="font-style: italic;">sayuran</span> untuk merangsang tumbuhnya malai padi</span></span> <span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br />5. MOL <span style="font-style: italic;">rebung bambu</span> untuk merangsang pertumbuhan tanaman</span></span><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">6. MOL<span style="font-style: italic;"> limbah dapur</span> untuk memperbaiki struktur fisik, biologi, dan kimia tanah</span></span> <span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br />7. MOL <span style="font-style: italic;">protein</span> untuk nutrisi tambahan pada tanaman</span></span> <span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br />8. MOL <span style="font-style: italic;">nimba</span> dan <span style="font-style: italic;">sarawung</span> untuk mencegah penyakit tanaman.</span></span> <span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br /><br />Silahkan mencobanya, dan lebih bagus lagi bila ada yang berminat mengujinya di laboratorium. <span style="font-style: italic; color: rgb(255, 102, 0);">Mohon bagi-bagi pengalamannya</span>.</span></span></span></div>sobirinsobirin@gmail.comhttp://www.blogger.com/profile/03453076083722492370noreply@blogger.com10tag:blogger.com,1999:blog-2208819616508648013.post-11587326666618119692011-11-27T15:34:00.000-08:002012-04-30T17:51:11.133-07:00KEBUN-KEBUNAN KECIL URBAN FARMING<div style="text-align: justify;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidIWY_Z90QgRu0QsFxad0hkYATTVHSjwKryX_qUHmcXQpMZiv-M7k8fXPZvOcGoLYyZ4bM3B_LydK_hdM95rqC2B-e2Y27bNFzgTTG0uDlkjIp0_8AKtQqpBFB7Iq77VM7CM_KFRXhqoaK/s1600/padiPOT3kecil.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px; height: 117px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidIWY_Z90QgRu0QsFxad0hkYATTVHSjwKryX_qUHmcXQpMZiv-M7k8fXPZvOcGoLYyZ4bM3B_LydK_hdM95rqC2B-e2Y27bNFzgTTG0uDlkjIp0_8AKtQqpBFB7Iq77VM7CM_KFRXhqoaK/s200/padiPOT3kecil.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5679824060935604722" border="0" /></a><span style="font-style: italic; color: rgb(0, 0, 153);font-size:100%;" ><span style="font-family:arial;">Bandung, Jl. Alfa No. 92, Cigadung II, 28 November 2011</span></span><span style="font-style: italic; color: rgb(0, 0, 153);"> </span><span style="font-style: italic; color: rgb(0, 0, 153);font-size:100%;" ><span style="font-family:arial;"><br />Foto: Sobirin, 2011, Padi Pot</span></span><span style="font-style: italic; color: rgb(0, 0, 153);"> </span><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br />Oleh: <span style="color: rgb(255, 0, 0);">Sobirin</span></span></span><span style="color: rgb(255, 0, 0);"> </span><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br />Musim hujan tiba, berarti musim baik untuk bertani, juga bertani di halaman rumah. Saya menanam banyak tanaman dalam pot, dan juga ada yang langsung ditanah, di antaranya tanaman padi, cabe, jagung, dan lain-lain. Pada tanaman padi pot, saya tambahkan infus MoL cair, ingin tahu hasilnya seperti apa.</span></span><span class="fullpost"><br /><br /><br /><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><span style="font-weight: bold; font-style: italic; color: rgb(255, 102, 0);font-size:180%;" >D</span>i samping padi dalam pot, saya menanam tanaman langsung di tanah. Saya coba membuat “kebun-kebunan” kecil, ukuran 2 meter x 1,5 meter, dipagari dengan bambu, agar kelihatan rapih. Selain kelihatan rapih, juga untuk menjaga agar tanaman tidak dimakan oleh kelinci-kelinci saya yang kadang-kadang dilepas keluar kandang.</span></span> <span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgrxZLuQfmmQo2R7hT16VnMq-qzuDCVsHzsvOhj7nCMeadR6G-1jkfC2QFSWz20JG2h9bzZtWjQ5dUEUqzaGDIADUGV8cLrfth9eYFJgqnYydaiL5XTqnP2xyzrpadZnHMAcXz7mnNlIHUQ/s1600/padiPOT3.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 235px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgrxZLuQfmmQo2R7hT16VnMq-qzuDCVsHzsvOhj7nCMeadR6G-1jkfC2QFSWz20JG2h9bzZtWjQ5dUEUqzaGDIADUGV8cLrfth9eYFJgqnYydaiL5XTqnP2xyzrpadZnHMAcXz7mnNlIHUQ/s400/padiPOT3.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5679825086045845906" border="0" /></a></span></span><br />Cara membuat “kebun-kebunan” ini perlu menggali terlebih dahulu tanah tersebut, dicangkul sampai kedalaman 0,5 meter. Tanah dan kerikil yang ada diganti dengan tanah kebun dicampur kompos dengan ukuran campuran 1:1.<br /><br />Dibiarkan dulu dalam waktu 1 minggu, agar kepadatannya menjadi alami. Bila tanahnya “ambles”, ditambahkan lagi di atasnya dengan tanah dan kompos lagi, agar rata, diaduk sehingga tercapai kepadatan seperti alami, dan dibuat “lembab” dengan disiram air secukupnya.</span></span> <span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br /><br />Kemudian setelah satu minggu, benih-benih tanaman di taburkan, ada cabai, terong, jagung, bunga matahari. Beberapa bibit padi dari penyemaian dipindahkan dan ditanam di “kebun-kebunan” ini.</span></span> <span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Sekarang “kebun-kebunan” ini baru 3 mingguan, kita lihat hasilnya nanti, semoga kegiatan “urban farming” ini sukses.</span></span><br /></span></div>sobirinsobirin@gmail.comhttp://www.blogger.com/profile/03453076083722492370noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-2208819616508648013.post-19699587124169934882011-10-04T20:00:00.000-07:002011-10-04T20:58:33.202-07:00CABAI LIAR TUMBUH DI DINDING SELOKAN<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjLPORxw_ZGp_VG67bW5GthR7ohGNoalpizKwQUTFsvyu8ZpvYm5jKHOXaRArg3iD_FSQC7wUw7DkGnLXRFJQS6mfhGvMsvyN9MJhxtzNk7LSTKNCr7iGCo8G83xpZP1GrockIW_rlP7nhz/s1600/cabe+liar3.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px; height: 151px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjLPORxw_ZGp_VG67bW5GthR7ohGNoalpizKwQUTFsvyu8ZpvYm5jKHOXaRArg3iD_FSQC7wUw7DkGnLXRFJQS6mfhGvMsvyN9MJhxtzNk7LSTKNCr7iGCo8G83xpZP1GrockIW_rlP7nhz/s200/cabe+liar3.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5659851140409557378" border="0" /></a><span style="font-style: italic; color: rgb(51, 51, 255);font-size:100%;" ><span style="font-family:arial;">Bandung, Jl. Alfa No. 92, Cigadung II, 05 Oktober 2011 </span></span><span style="font-style: italic; color: rgb(51, 51, 255);font-size:100%;" ><span style="font-family:arial;"><br />Foto: Sobirin, 2011, Cabai Liar di Selokan </span></span> <span style="font-style: italic; color: rgb(51, 51, 255);font-size:100%;" ><span style="font-family:arial;"><br />Oleh: <span style="color: rgb(255, 0, 0);">Sobirin </span></span></span> <span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br />Suatu saat saya pergi ke Semarang, tinggal di mess kantor Pengairan. Di belakang mess terdapat selokan untuk mengalirkan air cucian yang terus ke luar ke selokan yang lebih besar. Rupanya dinding selokan mes</span></span><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">s ini berlubang, sebesar genggaman tangan, dan ditumbuhi tanaman cabai liar yang subur menghijau.</span></span><br /><div style="text-align: justify;"><span class="fullpost"><br /><br /><br /><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Tidak tahu asal usul benih cabe sampai bisa masuk lubang dinding selokan. Rupanya benih tumbuh dengan baik. Air cucian rumah tangga mess yang mengalir melalui selokan merembas mengenai akar tanaman cabai liar dan secara tidak sengaja nutrisinya cocok untuk pertumbuhan cabai ini. Mungkin sekali banyak mikro organisme lokal (MoL) yang hidup di tempat ini.</span></span> <span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br /><br />Tanaman cabe liar di dinding selokan ini sangat subur, daunnya menghijau sehat, beberapa cabai telah berw</span></span></span><span class="fullpost"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">arna merah siap dipanen.</span></span> <span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br /><span class="fullpost"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><span class="fullpost"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><span class="fullpost"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjgDyHhfyxll6v2S9kfo7w2NLflYV9Cvl-m1KQsrMCAy8Oh_RZY-UdZSDK6YE874MfdC_GgMHuK-870m5PeR_svjUkluVoJoJELeWlTYYJuBAH73KoW49dkvxO823XFRTZ7F425AcWXjGTm/s1600/cabe+liar2.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 302px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjgDyHhfyxll6v2S9kfo7w2NLflYV9Cvl-m1KQsrMCAy8Oh_RZY-UdZSDK6YE874MfdC_GgMHuK-870m5PeR_svjUkluVoJoJELeWlTYYJuBAH73KoW49dkvxO823XFRTZ7F425AcWXjGTm/s400/cabe+liar2.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5659846763177423122" border="0" /></a></span></span></span></span></span></span></span><br />Bagus juga dipikirkan, selokan-selokan di sekitar ruma</span></span></span><span class="fullpost"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">h yang airnya mengalir konstan, supaya dindingnya sedikit dilubangi dipakai untuk tanaman semacam cabai ini. Tentunya jangan sampai merusak selokan dan tidak mengganggu aliran airnya.<br /><br />Sekedar pemikiran, karena melihat cabai liar yang ada di mess Semarang sungguh menawan hati.</span></span></span></div><div> </div>sobirinsobirin@gmail.comhttp://www.blogger.com/profile/03453076083722492370noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-2208819616508648013.post-20103447746722649482011-10-04T19:47:00.000-07:002011-10-04T19:56:27.518-07:00PANEN SELADA BOKOR ORGANIK DALAM POT<div style="text-align: justify;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhfqYyDuvgmvXO4TiSRWw4lDvRYBZZHjbT60heyUdcaoZt0Aec-E9KbkdJIhil9wdlax1Fi10PvhZKWa97sG3qwGpk9QjJgHGAOBcQRzxchs-4hhPI_o2a648RdL6ZiodAXV5bXLv_bzkHB/s1600/slada+bokor.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px; height: 141px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhfqYyDuvgmvXO4TiSRWw4lDvRYBZZHjbT60heyUdcaoZt0Aec-E9KbkdJIhil9wdlax1Fi10PvhZKWa97sG3qwGpk9QjJgHGAOBcQRzxchs-4hhPI_o2a648RdL6ZiodAXV5bXLv_bzkHB/s200/slada+bokor.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5659835256503898994" border="0" /></a><span style="font-style: italic; color: rgb(51, 51, 255);font-size:100%;" ><span style="font-family:arial;">Bandung, Jl. Alfa No. 92, Cigadung II, 05 Oktober 2011</span></span><span style="font-style: italic; color: rgb(51, 51, 255);font-size:100%;" ><span style="font-family:arial;"><br />Foto: Sobirin, 2011, Panen Selada Bokor </span></span> <span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br />Oleh: <span style="color: rgb(255, 0, 0);">Sobirin </span></span></span><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Selada bokor yang ditanam dalam pot sudah bisa dipanen ketika tanaman berumur 2 bulan. Media tanam yang saya gunakan berupa tanah pekarangan dicampur kompos buatan sendiri, perbandingan 1:1. Awalnya benih selada bokor disemai dulu di tempat penyemaian, setelah setinggi 5 cm dipindahkan dalam pot.</span></span><span class="fullpost"><br /><br /><br /><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Pot di letakkan di tempat yang aga rindang, dengan pencahayaan matahari tidak terlalu menyengat. Penyiraman dilakukan setiap sore hari, dicampur dengan MoL encer sekali.<br /><br />Pemeliharaan cukup mudah. Tanah setiap saat diaduk pelan-pelan (didangir), hati-hati jangan sampai mengenai akar tanaman. Bila tumbuh rumput atau tanaman liar di pot, langsung saja dicabut. Tanah yang telah tercampur kompos sangat baik untuk pertumbuhan selada bokor.<br /><br /></span></span><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Selada bokor organik tumbuh segar, hijau muda, baik untuk bahan membuat gado-gado.</span></span></span></div>sobirinsobirin@gmail.comhttp://www.blogger.com/profile/03453076083722492370noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-2208819616508648013.post-10525973320214194782011-09-10T13:05:00.000-07:002011-10-04T20:59:34.912-07:00RAHASIA LENGKAP MEMBUAT KOMPOS<div style="text-align: justify;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjb7ZcnBNvDSsfIzjqs9xGvqnkaG36pOK_1a76C76_omMnzM0T1jYIxwJyk-MJr8vDwaYOfquq9Wtq2gFv0TuM3V1av3oSeUbADyFtx5OxBidV0-GSnIvCsv0R_8EwOxcqVYJW5xWtPSsfQ/s1600/sampah+diolah300.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px; height: 151px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjb7ZcnBNvDSsfIzjqs9xGvqnkaG36pOK_1a76C76_omMnzM0T1jYIxwJyk-MJr8vDwaYOfquq9Wtq2gFv0TuM3V1av3oSeUbADyFtx5OxBidV0-GSnIvCsv0R_8EwOxcqVYJW5xWtPSsfQ/s200/sampah+diolah300.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5650825929472863906" border="0" /></a><span style="font-style: italic; color: rgb(51, 51, 255);font-size:100%;" ><span style="font-family:arial;">Bandung, Jl. Alfa No. 92, Cigadung II, 11 September 2011 </span></span> <span style="font-style: italic; color: rgb(51, 51, 255);font-size:100%;" ><span style="font-family:arial;"><br />Foto: Sobirin, 2011, Tayangan Proses Ber-3R </span></span> <span style="font-style: italic; color: rgb(51, 51, 255);font-size:100%;" ><span style="font-family:arial;"><br />Oleh: <span style="color: rgb(255, 0, 0);">Sobirin </span></span></span> <span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br />Saya sering memberikan ceramah tentang pengolahan sampah rumah tangga menjadi kompos. Tayangan “power-point” cukup membantu menjelaskan cara-cara sederhana memproses sampah menjadi kompos, juga sampah anorganik menjadi barang-barang yang kembali berguna. Berikut ini gambar-gambarnya: <a style="font-style: italic;" href="https://docs.google.com/viewer?a=v&pid=explorer&chrome=true&srcid=0B1dJICJsCcOrYzBiZGU2NjYtNDBlMy00MmIyLWI2MTQtNWU5ZmE2M2U1YmE1&hl=en_US">klik</a>.</span></span><span class="fullpost"><br /><br /><br /><br /><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><span style="font-weight: bold; font-style: italic; color: rgb(255, 102, 0);font-size:180%;" >B</span>agaimanapun juga, kalau hanya mendengar atau membaca, tanpa mempraktekannya langsung, maka tidak ada gunanya. Ketika panen kompos, ketika panen tanaman organik di halaman sendiri, maka ada semacam kebahagiaan, karena selain rumah menjadi bersih, semua sampah diproses, hasilnya pun bisa dinikmati. Silahkan <a href="https://docs.google.com/viewer?a=v&pid=explorer&chrome=true&srcid=0B1dJICJsCcOrYzBiZGU2NjYtNDBlMy00MmIyLWI2MTQtNWU5ZmE2M2U1YmE1&hl=en_US"><span style="font-style: italic;">klik</span></a>.</span></span><br /></span></div>sobirinsobirin@gmail.comhttp://www.blogger.com/profile/03453076083722492370noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-2208819616508648013.post-86522073909816881082011-09-01T21:01:00.000-07:002011-09-01T21:10:50.031-07:00TAMAN SISA-SISA TANAMAN<div style="text-align: justify;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhtdHq8JboGZ5XE6rxwcr9kZfl1eQ5C6dv0n4YF_zTp34mZTE4yzXzJsp4C_mhnX-FcJ5LvifMCNt1iUY16cs4lHGG_czbEvWIPoUM8GTVsdxagfnjmMkdvy4NH4iAjnyNR6FEKTwUFvGse/s1600/300tamanbasah.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px; height: 150px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhtdHq8JboGZ5XE6rxwcr9kZfl1eQ5C6dv0n4YF_zTp34mZTE4yzXzJsp4C_mhnX-FcJ5LvifMCNt1iUY16cs4lHGG_czbEvWIPoUM8GTVsdxagfnjmMkdvy4NH4iAjnyNR6FEKTwUFvGse/s200/300tamanbasah.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5647608529331780482" border="0" /></a><span style="font-style: italic; color: rgb(51, 51, 255);font-size:100%;" ><span style="font-family:arial;">Bandung, Jl. Alfa No. 92, Cigadung II, 2 September 2011</span></span><span style="font-style: italic; color: rgb(51, 51, 255);"> </span><span style="font-style: italic; color: rgb(51, 51, 255);font-size:100%;" ><span style="font-family:arial;">
<br />Foto: Sobirin, 2011, Taman Sisa-Sisa Tanaman</span></span><span style="font-style: italic; color: rgb(51, 51, 255);"> </span><span style="font-style: italic; color: rgb(51, 51, 255);font-size:100%;" ><span style="font-family:arial;">
<br />Oleh: <span style="color: rgb(255, 0, 0);">Sobirin</span></span></span><span style="font-style: italic; color: rgb(255, 0, 0);"> </span><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">
<br />Banyak sisa-sisa tanaman yang terkadang tidak kita perhatikan. Terserak di sudut-sudut rumah. Di buang sayang, kasihan. Tidak dirapihkan, kurang enak dilihat. Sewaktu libur lebaran, ada waktu untuk beberes. Tanaman dibenahi, disusun rapih di tempat yang sejuk, maka jadilah taman yang enak dilihat.</span></span><span class="fullpost">
<br />
<br />
<br />
<br />
<br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><span style="font-weight: bold; font-style: italic; color: rgb(255, 102, 0);font-size:180%;" >S</span>ebenarnya tanaman apa pun, asal pemeliharaannya seksama dan penempatannya rapih, sesuai selera estetika kita, maka akan menjadi pemandangan yang indah menarik. Tentu saja perlu waktu luang untuk memelihara tanaman-tanaman ini, sebab terlena sehari saja, lupa tidak disiram, maka tanaman bisa layu mengering. </span></span> <span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">
<br />
<br />Mengingat tanaman-tanaman ini umumnya tanaman “lunak”, cara menyiramnya pun tidak boleh disemprot langsung, harus seperti siraman air hujan yang lembut. Media tanahnya juga harus di aduk dengan hati-hati tiap waktu tertentu, tambahkan kompos bila kurangm dan siramkan MOL encer pada media tersebut. MOL tidak boleh mengenai batang tanaman langsung.</span></span> <span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">
<br />
<br />Kalau ada pembantu, tidak menjadi masalah, sebab ada yang mememelihara tanaman-tanaman ini, kita tinggal mengawasi saja, Tetapi kalau tidak ada pembantu, bagaimana? Harus dijadwal, kita sendiri yang harus turun tangan, kurang dari 1 jam sehari atau dua hari sekali untuk memelihara tanaman-tanaman ini.</span></span>
<br />
<br /><span style="font-style: italic; color: rgb(0, 102, 0); font-weight: bold;font-size:130%;" ><span style="font-family:arial;">Keindahan memang menyenangkan, tetapi perlu upaya untuk mendapatkanya.</span></span>
<br /></div></span>sobirinsobirin@gmail.comhttp://www.blogger.com/profile/03453076083722492370noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2208819616508648013.post-17186010596010325482011-08-21T06:24:00.000-07:002011-08-21T06:34:59.878-07:00INFUS AIR+MOL UNTUK TANAMAN DI MUSIM KEMARAU<div style="text-align: justify;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhHHJCtVP-OKPenxkbj64zVduUrKFg5oLwpsTG-IaU99TjWcFTrMDzPaumX0GpWQ1iZ_9DJ3TXO57JJOVy23pDs8MsaPCRrcPxNcyRSfJIj1ZfnZdxSku_gU-iaQ0biJOnXpWS-d5vBwt8A/s1600/infus1.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px; height: 131px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhHHJCtVP-OKPenxkbj64zVduUrKFg5oLwpsTG-IaU99TjWcFTrMDzPaumX0GpWQ1iZ_9DJ3TXO57JJOVy23pDs8MsaPCRrcPxNcyRSfJIj1ZfnZdxSku_gU-iaQ0biJOnXpWS-d5vBwt8A/s200/infus1.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5643299956147915074" border="0" /></a><span style="font-style: italic; color: rgb(51, 51, 255);font-size:100%;" ><span style="font-family:arial;">Bandung, Jl. Alfa No. 92, Cigadung II, 21 Agustus 2011</span></span><span style="font-style: italic; color: rgb(51, 51, 255);"> </span> <span style="font-style: italic; color: rgb(51, 51, 255);font-size:100%;" ><span style="font-family:arial;">
<br />Foto: Sobirin, 2011, Infus Air+MOL = Irigasi Tetes</span></span><span style="font-style: italic; color: rgb(51, 51, 255);"> </span><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">
<br />Oleh: <span style="color: rgb(255, 0, 0);">Sobirin</span>
<br />Musim kemarau, udara panas, air berkurang, tanaman mengering. Menyiram tanaman menjadi masalah besar, ketika air untuk menyiram juga harus dihemat, b</span></span><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">erbagi dengan kebutuhan lain, juga banyak waktu terbuang. Maka perlu pemikiran, agar tanaman tidak mati. Bagaimana caranya? Dengan cara di-infus!</span></span><span class="fullpost">
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><span style="font-weight: bold; font-style: italic; color: rgb(255, 102, 0);font-size:180%;" >I</span>denya sederhana saja, seperti terknologi saudara-saudara kita didaerah kering yang sedikit sekali curah hujannya. Mereka mempunyai teknologi dengan cara meneteskan air yang jumlahnya sedikit. Teknologi ini disebut “irigasi tetes” atau “drip irrigation”. Tetes demi tetes air membasahi media tanah, dan suburlah tanamannya, walaupun di musim kemarau panjang sekalipun.</span></span> <span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">
<br />
<br />Saya mencoba membuat sistem irigasi tetes ini dengan cara sederhana. Air dimasukkan dalam botol air kemasan bekas, ditaruh agak lebih tinggi dari posisi tanaman, lalu air dialirkan melalui selang plastik kecil, maka meneteslah air tersebut membasahi tanaman yang saya tanam di pot.</span></span> <span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Tetesan air diatur sedemikian rupa dengan memencet slang dengan alat jepitan pemencet.
<br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1W9V36tCCGm-VXvwszUbyds9miDin0jK-g-oi05otBtRQdQ56MCSAMhbISZYdMTEl-NbDkppyx8S_EsAaQO-p0PAb3EeJYSkU7jmC_tiHNyc3iRWbaNWl3o3ndXSpnmLRaT0QSkTZshDA/s1600/infus2.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 225px; height: 400px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1W9V36tCCGm-VXvwszUbyds9miDin0jK-g-oi05otBtRQdQ56MCSAMhbISZYdMTEl-NbDkppyx8S_EsAaQO-p0PAb3EeJYSkU7jmC_tiHNyc3iRWbaNWl3o3ndXSpnmLRaT0QSkTZshDA/s400/infus2.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5643301087539844914" border="0" /></a></span></span></span></span>
<br />Untuk kemudahan membuatnya, saya menggunakan selang infus yang biasa dipakai di rumah sakit. Selang infus lengkap dengan jarumnya dapat dibeli di toko alat kedokteran, harganya hanya Rp 9.000 per set. Bila sulit memperolehnya, bisa membuat sendiri secara sederhana, yang penting air bisa menetes membasahi tanaman.</span></span> <span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">
<br />
<br />Agar tanaman lebih subur, air dalam botol dicampur dengan MOL (mikro organisme lokal) buatan sendiri. Siapa takut musim kemarau, tanaman tetap subur dengan diinfus. Silahkan mencoba.</span></span></span></div><div> </div>
<br />sobirinsobirin@gmail.comhttp://www.blogger.com/profile/03453076083722492370noreply@blogger.com9tag:blogger.com,1999:blog-2208819616508648013.post-41311066012279367912011-07-30T21:33:00.000-07:002011-07-30T21:41:16.661-07:00JAMBU AIR BERBUAH BANYAK DI MUSIM KEMARAU<div style="text-align: justify;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-D4XWqZMnG1xkvWo3V9PGEYDDHpHq_Xgl-voCGR1v6UoSkTPFsODiliCnm1oDx4dx9JZOF73R9vXFQPSJqiQpEkIOocZqKM5rdg_stLOxrYxMcss6Z04_-QJt4YG-cmGEquyMOWjdcnqR/s1600/jambu+air.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px; height: 139px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-D4XWqZMnG1xkvWo3V9PGEYDDHpHq_Xgl-voCGR1v6UoSkTPFsODiliCnm1oDx4dx9JZOF73R9vXFQPSJqiQpEkIOocZqKM5rdg_stLOxrYxMcss6Z04_-QJt4YG-cmGEquyMOWjdcnqR/s200/jambu+air.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5635370412106514306" border="0" /></a><span style="font-style: italic; color: rgb(51, 51, 255);font-size:100%;" ><span style="font-family:arial;">Bandung, Jl. Alfa No. 92, Cigadung II, 31 Juli 2011</span></span><span style="font-style: italic; color: rgb(51, 51, 255);"> </span><br /><span style="font-style: italic; color: rgb(51, 51, 255);font-size:100%;" ><span style="font-family:arial;">Foto: Sobirin, 2011, Jambu Air Berbuah Banyak</span></span><span style="font-style: italic; color: rgb(51, 51, 255);"> </span><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Oleh: <span style="color: rgb(255, 0, 0);">Sobirin</span></span></span><span style="color: rgb(255, 0, 0);"> </span><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br />Jambu air di halaman belakang rumah umurnya sudah sekitar 25 tahun, masih terus aktif berbuah. Kalau berbuah, buahnya banyak sekali. Perawatan sederhana saja, disiram MOL (mikro organisme lokal – buatan sendiri) secara teratur. Kali ini berbuah lebat di musim kemarau, lumayan untuk buah penyegar.</span></span><span class="fullpost"> <br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><span style="font-weight: bold; font-style: italic; color: rgb(255, 102, 0);font-size:180%;" >K</span>ira-kira 25 tahun lalu, seiring dengan pembangunan rumah saya, saya membeli bibit pohon ini di Lembang, Jawa Barat. Tiap tahun pasti berbuah, dan selalu lebat. Pernah cabang pohon patah, gara-gara keberatan buah dan daun.</span></span> <span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br /><br />Buah sebagian diminta tetangga, silahkan siapa yang mau, boleh ambil. Banyak yang menanyakan bagaimana cara perawatannya sehingga buahnya bisa begitu banyak. Perawatan biasa saja, asal disiram MoL encer di tanah sekelilingnya, bukan di batangnya, dan tidak perlu tiap hari<br /><br />Suatu ketika datang pedagang buah bermaksud “menebas” (membeli dengan memborong buah yang ada di pohon) buah jambu yang bergelantungan. Saya tanya berapa berani memborong, dan pedagang buah ini menjawab Rp 60.000 untuk 4 karung. Lalu saya katakan silahkan ambil gratis tetapi hanya 1 karung, dan tolong disapu bersih pelataran yang penuh jambu jatuhan.</span></span><br /></div></span>sobirinsobirin@gmail.comhttp://www.blogger.com/profile/03453076083722492370noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2208819616508648013.post-21922284663587626892011-07-29T22:13:00.000-07:002011-07-29T22:27:55.449-07:00KLUB KEBUN UNPAR (KK-UNPAR) BERTAMU<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgzQUjtoCIREK4TU7A7lZvO7U-eKWIr2kV4-faV0XzRAagJcICT3IxPUC8BFXfUzN9QsRpT6WcM68GOzyc-gqisBBXe9FqIvnPnY58pPzIzPo2maOu3dSfZYXsIofR5POgXdAFxRiWoea9Q/s1600/kkunpar300.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px; height: 153px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgzQUjtoCIREK4TU7A7lZvO7U-eKWIr2kV4-faV0XzRAagJcICT3IxPUC8BFXfUzN9QsRpT6WcM68GOzyc-gqisBBXe9FqIvnPnY58pPzIzPo2maOu3dSfZYXsIofR5POgXdAFxRiWoea9Q/s200/kkunpar300.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5635011029429055602" border="0" /></a><span style="font-style: italic; color: rgb(51, 51, 255);font-size:100%;" ><span style="font-family:arial;">Bandung, Jl. Alfa No. 92, Cigadung II, 30 Juli 2011</span></span><span style="font-style: italic; color: rgb(51, 51, 255);font-size:100%;" ><span style="font-family:arial;"><br />Foto: Sobirin, 2011, Klub Kebun UNPAR</span></span><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Oleh: <span style="color: rgb(255, 0, 0);">Sobirin</span></span></span><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br /></span></span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Sekelompok mahasiswa dari beberapa jurusan di Universitas Parahyanga</span></span><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">n Bandung bertamu di rumah saya Jl. Alfa 92. </span></span><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Mereka ingin bertukar pengalaman cara bercocok tanam dalam pot, karena mereka bercita-cita berkebun dalam pot di kampusnya. Berkebun di kampus perlu mengutamakan estetika.</span></span><br /></div><div style="text-align: justify;"><span class="fullpost"><br /><br /><br /><br /><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><span style="font-weight: bold; font-style: italic; color: rgb(255, 102, 0);font-size:180%;" >M</span>ahasiswa sebagai generasi muda bangsa yang memiliki semangat lingkungan seperti KK-UNPAR ini perlu mendapat dukungan, agar karyanya dapat ditularkan kepada warga kampung di sekitar kampus.</span></span> <span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Mengapa estetika perlu untuk kebun kampus? Estetika berarti keindahan. Kombinasi suasana kampus yang sibuk diharapkan dapat dinetralisir dengan suasana kebun sayur dalam pot yang didesain penuh keindahan. Saya menyarankan pot-nya menggunakan pot dari tanah, karena kalau menggunakan polibeg bentuknya kurang estetis.</span></span> <span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br /><br />Konsep pengairannya perlu difikirkan dengan cara irigasi tetes (drip irrigation) buatan sendiri, yaitu dengan botol plastik bekas air kemasan yang diisi air, dipasang terbalik, dengan penyangga bambu. Slang karet dengan pengatur tetes “infus rumah sakit” akan mengatur air menetes ke media tanaman. Tetes air perlu diperhitungkan supaya secukupnya, dan bisa ditinggal oleh mahasiswa saat kuliah atau libur.</span></span> <span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiL3KZXqDGaxCeJZvNi6qbM4BKpGbbQtMer-_qhHIczea7JGahheZOfHP9wcBzCcMXKcabFOdSCJmXW7V4cBtMmGh405T_tdyaYBRfO5OBQa1goMoa4tDnrTjdYKuP_8wGA8xKVX6s9_fjY/s1600/kkunpar800.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 307px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiL3KZXqDGaxCeJZvNi6qbM4BKpGbbQtMer-_qhHIczea7JGahheZOfHP9wcBzCcMXKcabFOdSCJmXW7V4cBtMmGh405T_tdyaYBRfO5OBQa1goMoa4tDnrTjdYKuP_8wGA8xKVX6s9_fjY/s400/kkunpar800.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5635010416994068962" border="0" /></a></span></span></span></span></span></span><br />Ada <span style="color: rgb(102, 0, 204);">“output”</span> dari kegiatan KK-UNPAR ini sebagai nilai tambah, yaitu mahasiswa memiliki kegiatan hobby positif yang pro lingkungan. Kemudian ada <span style="color: rgb(102, 0, 204);">“outcome”</span>, yaitu para mahasiswa yang tergabung dalam KK-UNPAR akan saling berkolaborasi dan bersinergi. Selanjutnya ada <span style="color: rgb(102, 0, 204);">“benefit”</span>, yaitu lingkungan kampus ada pemandangan yang lain dari pada yang lain, apalagi bila tanaman telah berbuah. Akhirnya ada<span style="color: rgb(102, 0, 204);"> “impact”</span>, yaitu diharapkan bisa ditularkan kepada pihak lain, terutama warga kampung sekitar. Semoga sukses!</span></span></span><br /></div>sobirinsobirin@gmail.comhttp://www.blogger.com/profile/03453076083722492370noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2208819616508648013.post-5722983596117295722011-07-28T18:46:00.000-07:002011-07-28T18:53:19.349-07:00CABAI POT MUDAH DITANAM<div style="text-align: justify;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgKGFokHqqLfdXewHP5-C4rXoeXC__sObnbNYtsgIj0UWcvr8vJPhABPyM6PuDpCxHWUCtWWiFfphMtTmtNVd0ji4C3rCO1AVhXRgGHRfpBeO8SYegnOhSTYvnHdnBNjb3-liCsEbHtGqS_/s1600/cabepot.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px; height: 136px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgKGFokHqqLfdXewHP5-C4rXoeXC__sObnbNYtsgIj0UWcvr8vJPhABPyM6PuDpCxHWUCtWWiFfphMtTmtNVd0ji4C3rCO1AVhXRgGHRfpBeO8SYegnOhSTYvnHdnBNjb3-liCsEbHtGqS_/s200/cabepot.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5634585034988341346" border="0" /></a><span style="font-style: italic; color: rgb(51, 51, 255);font-size:100%;" ><span style="font-family:arial;">Bandung, Jl. Alfa No. 92, Cigadung II, 29 Juli 2011</span></span><span style="font-style: italic; color: rgb(51, 51, 255);"> </span><br /><span style="font-style: italic; color: rgb(51, 51, 255);font-size:100%;" ><span style="font-family:arial;">Foto: Sobirin, 2011, Cabai Pot Alangkah Pedasnya</span></span><span style="font-style: italic; color: rgb(51, 51, 255);"> </span><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Oleh: <span style="color: rgb(255, 0, 0);">Sobirin</span></span></span><span style="color: rgb(255, 0, 0);"> </span><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Menanam cabai di dalam pot mudah-mudah sulit. Perlu perawatan yang seksama. Benih disemai dulu di tempat persemaian. Kemudian setelah tumbuh, paling tidak setinggi 5 cm, lalu dipindah dalam pot. Media tanamnya berupa tanah di campur kompos buatan sendiri, perbandingan tanah:kompos = 1:1.</span></span><span class="fullpost"><br /><br /><br /><br /><br /><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><span style="font-weight: bold; font-style: italic; color: rgb(255, 102, 0);font-size:180%;" >S</span>aya memilih pot dari tanah, ukuran sebaiknya diameter paling tidak 25 cm, tinggi 25 cm, yaitu untuk memberikan keleluasaan pertumbuhan akar.<br /><br /></span></span><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Media tanah dipilih tanah “hidup”, yaitu tanah segar yang digali dari kebun, atau selokan yang tidak mengandung detergen. Kemudian dicampur dengan kompos, buatan sendiri. Perbandingan tanah dan kompos, kira-kira 1:1. Tanah dan kompos ini diaduk rata, dihaluskan, agar butir-butir yang “mrengkel” atau “membatu” menjadi lembut tercampur rata.</span></span> <span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br /><br />Pilih bibit yang bagus dari hasil semaian. Satu pot berisi satu bibit. Taruh ditempat yang teduh dengan penyinaran matahari cukup, tetapi tidak menyengat. Jaga kelembaban tanah agar tidak kering dan tidak terlalu basah, yaitu disiram dengan MOL (mikro organisme lokal) buatan sendiri.</span></span> <span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br /><br />Dalam 2 – 3 bulan, kita akan melihat hasilnya, lumayan.</span></span><br /></span></div>sobirinsobirin@gmail.comhttp://www.blogger.com/profile/03453076083722492370noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2208819616508648013.post-78397116690668431992011-06-23T18:32:00.000-07:002011-06-23T18:39:51.161-07:00KELINCI MENIKMATI KEBEBASAN<div style="text-align: justify;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjR79S7W5u13ppPHIYZfB3i4A5ymS-VKHBhPzSfBfPO4XTpxwIuDVbQz-IbwPbImINM4Zlm0tUBWqLMnawcgpe8F0yq4SA4whEgEmiGWACEJ-4iCpsJNf1NqZkXqbYWT6HsV3bYnka9BQ_-/s1600/kelinci+bebas.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px; height: 113px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjR79S7W5u13ppPHIYZfB3i4A5ymS-VKHBhPzSfBfPO4XTpxwIuDVbQz-IbwPbImINM4Zlm0tUBWqLMnawcgpe8F0yq4SA4whEgEmiGWACEJ-4iCpsJNf1NqZkXqbYWT6HsV3bYnka9BQ_-/s200/kelinci+bebas.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5621593735721847826" border="0" /></a><span style="font-style: italic; color: rgb(51, 51, 255);font-size:100%;" ><span style="font-family:arial;">Bandung, Jl. Alfa No. 92, Cigadung II, 24 Juni 2011</span></span><span style="font-style: italic; color: rgb(51, 51, 255);"> </span><span style="font-style: italic; color: rgb(51, 51, 255);font-size:100%;" ><span style="font-family:arial;"><br />Foto: Sobirin, 2011, Kelinci Sedang Menikmati Kebebasan</span></span><span style="font-style: italic; color: rgb(51, 51, 255);"> </span><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br />Oleh: <span style="color: rgb(255, 0, 0);">Sobirin</span></span></span><span style="color: rgb(255, 0, 0);"> </span><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br />Kelinci yang saya pelihara, awalnya hanya sepasang, jantan dan betina, sekarang sudah menjadi puluhan banyaknya. Kandang yang tadinya berukuran kecil, sekarang ukurannya lebih besar, berbentuk memanjang. Sekali-sekali kelinci-kelinci ini dikeluarkan dari kandang. Menikmati kebebasan.</span></span><span class="fullpost"><br /><br /><br /><br /><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><span style="font-weight: bold; font-style: italic; color: rgb(255, 102, 0);font-size:180%;" >M</span>emelihara kelinci, dikatakan mudah, memang mudah; tetapi dikatakan susah, juga ada susahnya. Perlu perhatian, antara lain:</span></span> <span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br />pertama, membersihkan kandang dari kotoran</span></span> <span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br />kedua, menampung air kencing kelinci</span></span><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">ketiga, mencari rumput atau sayuran mentah sisa dapur.</span></span><br /><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Tetapi banyak keuntungannya:</span></span><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">pertama, kelinci menjadi semakin banyak dalam tempo tidak lama</span></span><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">kedua, kotoran dan air kencing kelinci untuk percepatan pembuatan kompos</span></span> <span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br />ketiga, kelinci bisa dijual atau dibagikan kepada saudara.</span></span> <span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br /><br />Sekali-sekali kelinci-kelinci ini dilepas dari kandangnya, rupanya senang sekali, berlompatan kian kemari, sambil makan rumput segar. Tetapi harus hati-hati, kalau semua dilepas, tidak teramati, bisa kabur ke luar rumah.</span></span><br /></div></span>sobirinsobirin@gmail.comhttp://www.blogger.com/profile/03453076083722492370noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2208819616508648013.post-39328657503399872692011-05-07T22:32:00.000-07:002011-05-07T22:53:19.498-07:00INVESTASI HIJAU TIGA PULUH MENIT<div style="text-align: justify;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggzB3_Cxi7xR6YmXQo8P46Ckw6vAE5fOiS0-YojqFvgbxB6rvcPWitSPAuW4T5Q0B863WAAuD_QROu3av-sdgC5bc4psJDiJokW2zkFqFV-wWjOviNOpPkYp6x9RJ0WBqQFxwzn0A2w3yK/s1600/aerob.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px; height: 152px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggzB3_Cxi7xR6YmXQo8P46Ckw6vAE5fOiS0-YojqFvgbxB6rvcPWitSPAuW4T5Q0B863WAAuD_QROu3av-sdgC5bc4psJDiJokW2zkFqFV-wWjOviNOpPkYp6x9RJ0WBqQFxwzn0A2w3yK/s200/aerob.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5604214341173620866" border="0" /></a><span style="font-style: italic; color: rgb(51, 51, 255);font-size:100%;" ><span style="font-family:arial;">Media Indonesia dan Bataviase.co.id, <a href="http://bataviase.co.id/node/458057">http://bataviase.co.id/node/458057</a></span></span><a href="http://bataviase.co.id/node/458057"><span style="font-style: italic; color: rgb(51, 51, 255);"> </span></a><br /><span style="font-style: italic; color: rgb(51, 51, 255);font-size:100%;" ><span style="font-family:arial;">Foto: Komposter Aerob, Sobirin 2010 </span></span><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Kini <span style="color: rgb(255, 0, 0);">Sobirin</span> punya tujuh komposter di rumahnya. Di halaman depan terdapat empat lubang komposter anaerob dan satu komposter aerob. Sisanya, dua komposter anaerob ada di halaman belakang. Mulut lubang anaerob sengaja dibeton, agar tidak longsor, namun didalamnya tetap tanah telanjang.</span></span><span class="fullpost"><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(0, 153, 0);font-size:180%;" ><span style="font-family:arial;">INVESTASI HIJAU TIGA PULUH MENIT</span> </span><br /><span style="font-style: italic; color: rgb(51, 51, 255);font-size:100%;" ><span style="font-family:arial;">14 Nov 2010, Lingkungan - Media Indonesia</span></span><span style="font-style: italic; color: rgb(51, 51, 255);"> </span><br /><br /><span style="font-style: italic; color: rgb(51, 51, 255);font-size:100%;" ><span style="font-family:arial;">Mereduksi sampah rumah tangga tak membutuhkan waktu sepanjang durasi film di bioskop per hari. Hasilnya, kompos dan bahan kerajinan daur ulang.</span></span><span style="font-style: italic; color: rgb(51, 51, 255);"> </span><span style="font-style: italic; color: rgb(51, 51, 255);font-size:100%;" ><span style="font-family:arial;">Sica Harum</span></span><span style="font-style: italic; color: rgb(51, 51, 255);"> </span><br /><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><span style="font-weight: bold; font-style: italic; color: rgb(255, 102, 0);font-size:180%;" >R</span>umah berhalaman luas di kawasan Cigadung, Bandung, Jawa Barat, itu tampak senyap-segar. Beberapa pohon besar memayungi tanah yang berumput itu. Sejumlah pot tanaman diletakkan berjejer, dekat ke beranda. Salah satunya memuat tomat cherry kuning.</span></span> <span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Di belakang rumah, pot tanaman bertambah banyak. Mulai cabai sampai sosin. Pernah juga, ditanam padi di dalam pot. Hasilnya bagus.<br /><br />"Semua ini ya pakai kompos sendiri. Komposisi dengan tanah, setengah-setengah," kata <span style="color: rgb(255, 0, 0);">Sobirin </span>Supardiyono, pemilik rumah.</span></span> <span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Ia mengaku bukan pecinta tanaman. "Ada tanaman itu, ya sebetulnya karena memanfaatkan kompos saja," katanya.</span></span> <span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Pria berusia 66 tahun itu mulai mengolah sampah rumah tangga sejak Bandung dilanda tsunami sampah pada 2005. "Waktu itu Bandung sampai disebut kota terkotor. Nah, saya pikir kenapa enggak coba mengolah sampah rumah tangga," ujarnya.</span></span> <span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br /><br />Rata-rata keluarga menghasilkan sampah rumah tangga mulai dari 0,5 -2 kilogram per hari. Sebanyak 65% sampah tersebut merupakansampah basah, mulai dari daun kering sampai sisa makanan.</span></span> <span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Lantaran itu, Sobirin fokus mengolah sampah organik. "Karena enggak tau ilmunya, setahun pertama saya gagal," ujar mantan Kepala Pusat Litbang Sumber Daya Air Bandung ini.</span></span> <span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br /><br />Kini <span style="color: rgb(255, 0, 0);">Sobirin</span> punya tujuh tempat pembuat kompos di rumahnya. Di halaman depan terdapat empat lubang pembuat kompos metode anaerob dan satu komposter metode aerob yang terbuat dari batu bata. Sisanya, dua komposter anaerob ada di halaman belakang. Mulut lubang itu sengaja dibeton, agar tidak longsor. Namun bagian dalam lubang tetap berdindingkan tanah telanjang.</span></span> <span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br /><br /><span style="color: rgb(255, 0, 0);">Sobirin</span> melangkah mendekati salah satu lubang lalu meminta asistennya - ia panggil Ndut - membuka tutup lubang yang terbuat dari beton tipis, berbentuk bujur sangkar dengan panjang sisi 60 cm. Terlihat tumpukan sampah daun, hampir mendekati mulut lubang berkedalaman 1 meter itu. "Nah, ada cecunguknya (kecoa). Bagus, bagus," ujar <span style="color: rgb(255, 0, 0);">Sobirin</span>, lalu memerintahkan Ndut untuk mengambil cairan MOL (mikro-organisme lokal).</span></span> <span style=" font-style: italic;font-family:arial;font-size:85%;" >[catatan: cucunguk dan binatang kecil lainnya akan pergi/menghilang/mati oleh proses panas termofilik pengomposan]</span>.<br /><br /><span style="font-weight: bold;font-size:130%;" ><span style="font-family:arial;">Resep manjur</span> </span><br /><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">MOL buatan <span style="color: rgb(255, 0, 0);">Sobirin</span> disimpan di dalam tong plastik berkapasitas 25 liter, juga diletakkan di halaman depan. Ia membuat MOL sendiri dari campuran 2 kilogram tapai singkong, 1 kilogram gula, dan 5 gelas air kelapa muda yang dilarutkan dalam 25 liter air. "Bisa juga tanpa air kelapa. Tapi lebih bagus menggunakan air kelapa, atau bisa diganti dengan air nira."</span></span> <span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Cairan itu dibiarkan empat hari. Tutup tong plastik dilubangi kecil-kecil untuk jalur udara. Lalu di atasnya ditutupi lagi agar rapi<span style="font-size:85%;"><span style="font-style: italic;"> [dan agar tidak kemasukan air hujan, asal udara tetap mengalir].</span></span><br /><br />Ketika tong itu dibuka, tercium bau khas alkohol. </span></span> <span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Ndut tangkas mengambil penyendok besar, menciduk MOL dan menumpahkan ke dalam lubang perlahan. "MOL ini berfungsi menguraikan bahan kompos. Tinggal dicampur saja saat kita mengaduk bahan kompos tiga hari sekali. Hasil-nya, satu bulan saja kompos sudah bisa dipanen.<br /><br />Tanpa MOL, sampah organik tetap bisa jadi kompos, tapi lama," jelas pria yang kini aktif di Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda (DPKLTS) ini.</span></span> <span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><span style="color: rgb(255, 0, 0);">Sobirin</span> mendapat ilmu MOL dari seorang petani di Tasikmalaya, Jawa Barat. Menurutnya, MOL bisa juga dibuat dari sampah sisa makanan. "Campurannya ya jijiklah. Sekarang saya pakai peuyeum (tapai singkong) saja. Saya juga ada urine kelinci, tapi ya baunya menyengat sekali," ujarnya sembari mendekat ke komposter aerob.</span></span> <span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br /><br />Komposter aerob milik <span style="color: rgb(255, 0, 0);">Sobirin</span> dibangun dari batu bata yang disemen. Sengaja, celah udara dibuat di dinding komposter setinggi satu meter. Pada bagian bawah, dibuat semacam gua untuk memanen kompos. Di atas, <span style="color: rgb(255, 0, 0);">Sobirin</span> menggunakan asbes sebagai penutup.</span></span> <span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Saat asbes disingkap Ndut, tak tercium bau busuk, sama halnya dengan komposter anaerob.<br /><br /><span style="color: rgb(255, 0, 0);">Sobirin</span> meminta Ndut menambahkan bahan kompos. "Kalau yang aerob seperti ini, bahan kompos harus dicacah lebih dulu. Makanya saya sebetulnya enggak terlalu suka dengan metode ini (aerob). Kalau yang itu kan langsung dimasukkan saja," kata <span style="color: rgb(255, 0, 0);">Sobirin</span> yang asli Magelang, Jawa Tengah, ini seraya menengok ke komposter anaerob.</span></span><br /><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Tak lama mencacah, Ndut lantas memasukkan irisan daun-daun kering berwarna cokelat, juga daun hijau. Perbandingannya, kira-kira 1:1. Daun yang telah cokelat memiliki unsur karbon dan daun hijau mengandung banyak nitrogen, bagus untuk kompos. Dia juga menambahkan MOL, lalu mengaduk bahan kompos yang baru agar bercampur sempurna dengan tumpukan lama. Seekor cacing terlihat di lapisan bawah, menggeliat <span style="font-size:85%;"><span style="font-style: italic;">[artinya kompos sudah jadi, memungkinkan cacing tanah hidup]</span></span>. Ndut mengambil saringan, mengayak kompos agar tersisa yang halus saja untuk media tanam.</span></span><br /><br /><span style="font-weight: bold;font-size:100%;" ><span style="font-family:arial;">Zero waste</span></span><span style="font-weight: bold;"> </span><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br /><br />Berhasil dengan kompos,<span style="color: rgb(255, 0, 0);"> Sobirin</span> seperti keranjingan menihilkan buangan limbah rumah tangga. Sampah plastik ia cuci bersih sebelum diserahkan kepada pemulung.</span></span> <span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Adapun sampah kertas, dihancurkan menjadi bubur dan disimpan di dalam tong plastik. Kelak, bisa dicampur dengan lem putih dan dikeringkan menjadi bahan dasar kerajinan tangan. Sifatnya seperti “clay” (tanah lempung).</span></span><br /><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Ia bilang, cuma butuh 30 menit sehari untuk memilah sampah. Hasilnya, sampah yang benar-benar menjadi urusan dinas kebersihan kota hanyalah sampah elektronika, misalnya batu baterai bekas.</span></span> <span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">"Waktu yang dibutuhkan enggak lama, milih sampah juga enggak susah. Tapi yang penting, ada satu anggota keluarga yang diserahi tanggung jawab," saran <span style="color: rgb(255, 0, 0);">Sobirin</span>.</span></span> <span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br /><br />Bukan cuma sampah yang digarap <span style="color: rgb(255, 0, 0);">Sobirin</span>. Begitu juga dengan air hujan. Di halaman belakang rumah Sobirin, toren (water storage) berkapasitas 1.000 liter (1 m3) siap memanen air hujan dari talang, diletakkan tak jauh dari kandang kelinci dan dua lubang komposter anaerob. "Sebetulnya sederhana saja kan, enggak ada yang aneh," kata ahli geologi lingkungan ini.</span></span> <span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br /><br />Pengalaman mengelola sampah sendiri dituliskan <span style="color: rgb(255, 0, 0);">Sobirin</span> di blognya, <a href="http://www.blogger.com/www.clearwaste.blogspot.com">www.clearwaste.blogspot.com</a> yang kini jarang diperbarui lagi. "Sekarang lebih aktif di facebook," ujar kakek lima cucu, yang juga menulis di <a href="http://www.blogger.com/www.sobirin-xyz.blosgpot.com">www.sobirin-xyz.blosgpot.com</a> dan ini. Berkat internet, semakin banyak orang yang terinspirasi. <span style="font-style: italic; color: rgb(51, 51, 255);">(M-l)miweekend® mediaindonesia.com</span></span></span></span></div><div></div>sobirinsobirin@gmail.comhttp://www.blogger.com/profile/03453076083722492370noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-2208819616508648013.post-84807678734059410162011-04-30T20:11:00.000-07:002011-04-30T20:21:41.647-07:00MODIFIKASI PENJERNIH AIR LIMBAH CUCIAN<div style="text-align: justify;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiLCuU2x5ZaTc3KiPj3xYL5emsfjzxOdDvF7EN0ilNDwHQGLXzzopaFsiRY7qdKaSNWiP04EB9Y8ly4lSwluLs-R2bJCBQ9VsD2o97EF1m3KfLfXIvYwDAVISwPSCfV8nzGl1_qRK1PiwKr/s1600/limbah+wastafel+kecil.jpg"><img style="float: left; margin: 0pt 10px 10px 0pt; cursor: pointer; width: 200px; height: 145px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiLCuU2x5ZaTc3KiPj3xYL5emsfjzxOdDvF7EN0ilNDwHQGLXzzopaFsiRY7qdKaSNWiP04EB9Y8ly4lSwluLs-R2bJCBQ9VsD2o97EF1m3KfLfXIvYwDAVISwPSCfV8nzGl1_qRK1PiwKr/s200/limbah+wastafel+kecil.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5601580425904259586" border="0" /></a><span style="font-style: italic; color: rgb(51, 51, 255);font-size:100%;" ><span style="font-family:arial;">Bandung, Jl. Alfa No. 92, Cigadung II, 30 April 2011</span></span> <span style="font-style: italic; color: rgb(51, 51, 255);font-size:100%;" ><span style="font-family:arial;"><br />Foto: Sobirin, 2011, Modifikasi Kolam Penjernih Limbah</span></span><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Oleh: <span style="color: rgb(255, 0, 0);">Sobirin</span></span></span><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"> “Kolam penjernih air limbah” yang selama ini saya pakai, dapat dibaca dalam blog ini. Saya merasa kolam tipe tersebut kurang berhasil. Saya mencoba memodifikasinya. Saya membongkar kolam-kolam penyaring bagian atas, diganti dengan kotak plastik bersusun yang diberi lubang-lubang di bawahnya.</span></span><span class="fullpost"><br /><br /><br /><br /><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><span style="font-style: italic; color: rgb(255, 102, 0); font-weight: bold;font-size:180%;" >S</span>elama ini memang saya melihat kegagalan dari tipe yang lama. Air limbah cucian yang keluar masih banyak mengandung lemak minyak dan busa deterjen. Tanaman air kurang subur, ikan-ikanpun tidak kuat hidup.</span></span> <span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br /><br />Selama ini saya tidak menggunakan saringan ijuk atau pasir, dan juga tidak menambahkan tawas atau kaporit.</span></span><br /><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Lalu saya membongkar kolam-kolam penyaring yang ada di bagian atas sistem kolam ini. Kemudian menggantinya dengan kotak boks plastik susun. Kotak ini bisa dibeli di toko kelontong alat-alat rumah tangga, dengan harga Rp 30.000,0. Ukuran 30 cm x 20 cm x 10 cm, 3 susun, seperti kotak laci kecil.</span></span><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgpfgaL99eTP8HPF9djLv1YNXi6T0QUbYSb2toXOwZisS1huZmU1IxH7-VEIothgwDfNNFRnQja0X-IfKIIB1CYhs87-GoPGEzz2WFw6y1-eBVhbDAzZKj8ccntOAMGhqn0pu_xrzKGpglV/s1600/limbah+wastafel+besar.jpg"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 400px; height: 261px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgpfgaL99eTP8HPF9djLv1YNXi6T0QUbYSb2toXOwZisS1huZmU1IxH7-VEIothgwDfNNFRnQja0X-IfKIIB1CYhs87-GoPGEzz2WFw6y1-eBVhbDAzZKj8ccntOAMGhqn0pu_xrzKGpglV/s400/limbah+wastafel+besar.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5601581442304027138" border="0" /></a><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Bagian bawah tiap kotak diberi lubang-lubang kecil. Kemudian tiap kotak diisi dengan busa dan pasir. Semoga ada perubahan. </span></span><br /></span></div>sobirinsobirin@gmail.comhttp://www.blogger.com/profile/03453076083722492370noreply@blogger.com9tag:blogger.com,1999:blog-2208819616508648013.post-52247788715094574102011-03-27T17:36:00.000-07:002011-03-27T17:48:48.446-07:00KANDANG KELINCI MENEMPEL TEMBOK<div style="text-align: justify;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhSvFIwf1CA54uikxph112Fs4AznmC5BK6SLLVvlcPZlcopMrX0Zm-pUR0lIWlSDRBMby0KMGfsEitYV8W8KfND2gDWEcXVk9Nz_KYc6wS0XEDc0hMyUtzdLKN_2edABSTsPxTroOI6NAD4/s1600/kelinci+kandang2.JPG"><img style="float: left; margin: 0pt 10px 10px 0pt; cursor: pointer; width: 200px; height: 143px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhSvFIwf1CA54uikxph112Fs4AznmC5BK6SLLVvlcPZlcopMrX0Zm-pUR0lIWlSDRBMby0KMGfsEitYV8W8KfND2gDWEcXVk9Nz_KYc6wS0XEDc0hMyUtzdLKN_2edABSTsPxTroOI6NAD4/s200/kelinci+kandang2.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5588924483256875106" border="0" /></a><span style="font-style: italic; color: rgb(0, 0, 153);font-size:100%;" ><span style="font-family:arial;">Bandung, Jl. Alfa No. 92, Cigadung II, 28 Maret 2011</span></span> <span style="font-style: italic; color: rgb(0, 0, 153);font-size:100%;" ><span style="font-family:arial;"><br />Foto: Sobirin, 2011, Kandang Kelinci Menempel Tembok</span></span> <span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br />Oleh: <span style="color: rgb(255, 0, 0);">Sobirin</span></span></span> <span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br />Kelinci yang saya pelihara bertambah banyak. Kandang yang lama mulai penuh. Harus membuat kandang baru, tetapi kalau terus membuat kandang baru maka halaman rumah jadi penuh kandang kelinci. Akhirnya diakali dengan membuat kandang yang memanjang yang menempel di dinding tembok.</span></span><span class="fullpost"><br /><br /><br /><span style="font-style: italic;"><span style="font-weight: bold;"><br /></span></span><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><span style="font-weight: bold; font-style: italic; color: rgb(255, 102, 0);font-size:180%;" ><br /><br />K</span>andang ini bentuknya memanjang, ukurannya 40 cm x 40 cm x 400 cm, terbagi menjadi 7 kandang. Benar-benar menempel, dipaku kuat, tanpa penyangga ke tanah. Jadi di bawah kandang kosong, dan diberi plastik untuk tampungan kencing kelinci yang mengalir ke ember.<br /><br />Tinggi kandang dari atas tanah sekitar 75 cm, supaya mudah dalam membersihkan dan merawatnya.</span></span> <span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Masing-masing kandang diberi pintu dengan engsel untuk membuka dan menutup bila memberi rumput makanan kelinci.<br /><br />Air kencing dan kotoran kelinci sangat berguna sebagai bahan MOL atau pupuk cair.</span></span></span></div>sobirinsobirin@gmail.comhttp://www.blogger.com/profile/03453076083722492370noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2208819616508648013.post-27376429889506402492011-02-02T23:26:00.000-08:002011-02-03T00:06:05.740-08:00PERTANIAN RUMAH TANGGA DIBIKIN RADA BERSENI<div style="text-align: justify;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgjqbtyDsjjlZ9xuu_E17E4LXf5WR3Ht6t0RDlW__Le-oh85jdBSzEa1uqYVmbJ_1prA6BeBMy8LxY9B1ygdhaXmgs-cm6B7em49gT5_LP3j7RFanbKhxCs8mNlUv8-QZOUJf_u5Ro-ymhC/s1600/slada+bokor+montase+kecil.jpg"><img style="float: left; margin: 0pt 10px 10px 0pt; cursor: pointer; width: 200px; height: 138px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgjqbtyDsjjlZ9xuu_E17E4LXf5WR3Ht6t0RDlW__Le-oh85jdBSzEa1uqYVmbJ_1prA6BeBMy8LxY9B1ygdhaXmgs-cm6B7em49gT5_LP3j7RFanbKhxCs8mNlUv8-QZOUJf_u5Ro-ymhC/s200/slada+bokor+montase+kecil.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5569370294913055314" border="0" /></a><span style="font-style: italic; color: rgb(51, 51, 255);font-size:100%;" ><span style="font-family:arial;">Bandung, Jl. Alfa No. 92, Cigadung II, 3 Pebruari 2011</span></span> <span style="font-style: italic; color: rgb(51, 51, 255);font-size:100%;" ><span style="font-family:arial;"><br />Foto: Sobirin, 2011, Slada Bokor Dalam Pot</span></span> <span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br />Oleh: <span style="color: rgb(255, 0, 0);">Sobirin</span></span></span> <span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br />Setelah berhasil membuat kompos dari sampah rumah tangga yang diproses dengan MOL buatan sendiri, lalu komposnya buat apa? Dijual? Ah tidak! Untuk pertanian rumah tangga saja. Bercocok tanaman bumbu dapur saja. Supaya agak berseni ditanamnya dalam pot tanah, ditaruh di atas tumpukan bata.<br /></span></span><span class="fullpost"><br /><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><span style="font-weight: bold; font-style: italic; color: rgb(255, 102, 0);font-size:180%;" ><br /><br />P</span>otnya terbuat dari tanah, dibeli dari tukang pot, katanya buatan Plered Purwakarta. Lalu medianya adalah kompos dan tanah yang dicampur merata, perbandingan kompos:tanah = 1:1.</span></span> <span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br /><br />Jenis tanaman dipilih slada bokor, biar 1 bulan atau 2 bulan sudah bisa dipanen. Benih slada bokor ukurannya kecil-kecil, lebih kecil dari butir-butir wijen. Disemai dulu di tempat persemaian.<br /><br />Setelah bertunas dan ukurannya sekitar 5 cm, dipindahkan dalam pot.</span></span> <span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Ada 5 pot besar dan 5 pot kecil berisi slada bokor tumbuh dengan subur, karena disiram dengan air MOL yang encer sekali. Disiramnya tidak di tanamannya, tetapi di media tanah dan kompos.<br /><br />Memang kelihatannya nyeni juga, bagaikan “agricu</span></span><span style="font-family:arial;">ltural-art”.</span><br /></span></div>sobirinsobirin@gmail.comhttp://www.blogger.com/profile/03453076083722492370noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2208819616508648013.post-23620700945782010642011-01-28T00:01:00.000-08:002011-01-28T02:14:29.555-08:00TERNAK KELINCI BERANAK-PINAK<div style="text-align: justify;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh9OPquIrYtl21niKMvHHkmZCx7L6RXbEpmPGG7TelSyp5CJD6bnl4I2a-EFm8aVMFTEYMLmjEDJF_OP3pR-un8EHgIkEsaLaM4bwVLGnKIaB9qB5ZnBqWYIfTJXDdkct1UzaAN4jbZB3rS/s1600/kelinci+300.jpg"><img style="float: left; margin: 0pt 10px 10px 0pt; cursor: pointer; width: 200px; height: 135px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh9OPquIrYtl21niKMvHHkmZCx7L6RXbEpmPGG7TelSyp5CJD6bnl4I2a-EFm8aVMFTEYMLmjEDJF_OP3pR-un8EHgIkEsaLaM4bwVLGnKIaB9qB5ZnBqWYIfTJXDdkct1UzaAN4jbZB3rS/s200/kelinci+300.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5567148321950314594" border="0" /></a><span style="font-style: italic; color: rgb(51, 51, 255);font-family:arial;" >Bandung, Jl. Alfa No. 92, Cigadung II, 28 Januari 2011</span><br /><span style="font-style: italic; color: rgb(51, 51, 255);font-family:arial;" >Foto: Sobirin, 2011, Kelinci Beranak-Pinak</span><br /><span style="font-family:arial;">Oleh: <span style="color: rgb(255, 0, 0);">Sobirin</span></span><br /><span style="font-family:arial;">Hampir satu tahun blog “clearwaste” tidak diperbarui, salah satu alasannya “sibuk” di “facebook”. Selama satu tahun kelinci yang dulu masih kecil-kecil, sekarang sudah beranak-pinak, jumlahnya menjadi banyak sekali. Kalau dihitung, lebih dari 20 ekor. Warnanya ada yang coklat, belang putih hitam.</span><br /><span class="fullpost"><span style="font-family:arial;"><span style="font-weight: bold; font-style: italic; color: rgb(255, 102, 0);font-size:180%;" ><br /><br />K</span>andangnya terpaksa dibuatkan lagi. Agak repot sedikit, karena harus mencari rumput untuk makanannya. Kelinci-kelinci ini makannya rakus. Setiap diberi rumput, terus saja di makan. Jadi memberi makannya pagi dan sore.</span> <span style="font-family:arial;">Yang menguntungkan adalah air kencing dan kotorannya, bisa dicampurkan dalam proses pembuatan kompos. Komposnya pun menjadi lebih berkualitas.</span> <span style="font-family:arial;">Banyak yang menyarankan, supaya daging kelinci ini dikonsumsi, menambah protein hewani. Terus terang saya tidak tega.</span></span></div>sobirinsobirin@gmail.comhttp://www.blogger.com/profile/03453076083722492370noreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-2208819616508648013.post-63311575278282307672010-04-29T00:02:00.000-07:002010-04-29T00:12:36.444-07:00MOL HITAM<div style="text-align: justify;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgGYFwX_xJg1bhz_EycDoWzpHLFwuEWQjolywwnG3h72BQoh-6Z94lRf3TyTCkBStNbQ9Ljvll6sqOGM2GdynT2XqIKmM36S7BfKoLhVQkomlorXbmYhdBLt4cyqYPZ2RvfSXrVbZRQG6E_/s1600/mol+kelinci.jpg"><img style="float: left; margin: 0pt 10px 10px 0pt; cursor: pointer; width: 200px; height: 150px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgGYFwX_xJg1bhz_EycDoWzpHLFwuEWQjolywwnG3h72BQoh-6Z94lRf3TyTCkBStNbQ9Ljvll6sqOGM2GdynT2XqIKmM36S7BfKoLhVQkomlorXbmYhdBLt4cyqYPZ2RvfSXrVbZRQG6E_/s200/mol+kelinci.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5465452421497492306" border="0" /></a><span style="font-style: italic; color: rgb(0, 0, 153);font-size:100%;" ><span style="font-family:arial;">Bandung, Jl. Alfa No. 92, Cigadung II, 29 April 2010</span></span> <br /><span style="font-style: italic; color: rgb(0, 0, 153);font-size:100%;" ><span style="font-family:arial;">Foto: Sobirin, 2010, MOL Kencing Kelinci</span></span> <span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br />Oleh: <span style="color: rgb(255, 0, 0);">Sobirin</span></span></span> <span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br />Mikro Organisme Lokal (MOL) sebagai agen percepatan dalam pembuatan kompos dapat dibuat dengan bermacam cara mudah, murah, tapi bermanfaat. Dalam tulisan-tulisan sebelumnya telah disampaikan ada MOL nasi, MOL tapai, dan lain-lainnya lagi. Kali ini ada MOL hitam dari kencing kelinci.</span></span><span class="fullpost"> <br /><br /><br /><br /><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><span style="font-weight: bold; font-style: italic; color: rgb(255, 102, 0);font-size:180%;" >M</span>OL hitam ini adalah MOL seperti biasanya, misalnya MOL tapai, dengan bahan-bahan tapai atau peuyeum (bisa tapai ketan atau tapai ubi) kira-kira 1 Kg, ditambah gula pasir (atau gula merah) kira-kira setengah Kg, air kelapa kira-kira 4 gelas, dicampurkan dalam tong plastik yang diisi air kira-kira 40 Liter. Maka yang terjadi adalah MOL tapai biasanya.<br /><br />Kebetulan saya mempunyai kelinci yang dipelihara dalam kandang, dan dasar kandang bagian luar diberi lembaran plastik, sehingga air kecing kelinci ini tertampung. Lalu air kencing kelinci ini saya tambahkan ke dalam MOL tapai, jadilah MOL kencing kelinci yang warnanya hitam.</span></span><br /><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Ternyata MOL kencing kelinci ini relatif lebih cepat dalam membantu proses pengomposan. Proses kompos yang biasanya berlangsung selama 1 bulan, ternyata hanya berlangsung selama 3 minggu.</span></span> <span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br /><br />MOL kencing kelinci ini juga saya coba untuk menyiram tanaman, tetapi harus diencerkan terlebih dahulu, yaitu 1 kaleng MOL diencerkan dengan 15 kaleng air, hasilnya juga cukup efektif menyuburkan tanaman. </span></span></div></span>sobirinsobirin@gmail.comhttp://www.blogger.com/profile/03453076083722492370noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-2208819616508648013.post-85539796753854147132010-02-28T00:30:00.000-08:002010-02-28T00:37:13.095-08:00KELINCI DALAM KANDANG DI HALAMAN RUMAH<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxWXGxfGhCcMud5neYKNreRriaENCFu9TuSORnkgty8WAbIe2daC04YjG7Sh1xIKpOIscgj3TydQ1aLsc6kyWHEJB8vy7QIVFovJCkJ0MglO9VVvD09_PkJGTibB4bKSdS2sYtszbu79qg/s1600-h/kelinci+kecil.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 200px; height: 150px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxWXGxfGhCcMud5neYKNreRriaENCFu9TuSORnkgty8WAbIe2daC04YjG7Sh1xIKpOIscgj3TydQ1aLsc6kyWHEJB8vy7QIVFovJCkJ0MglO9VVvD09_PkJGTibB4bKSdS2sYtszbu79qg/s200/kelinci+kecil.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5443209337047848434" border="0" /></a><div style="text-align: justify;"><span style="font-style: italic;font-size:100%;" ><span style="font-family:arial;">Bandung, Jl. Alfa No. 92, Cigadung II, 28 Februari 2010<br /></span></span> <span style="font-style: italic;font-size:100%;" ><span style="font-family:arial;">Foto: Sobirin, 2010, Kel</span></span><span style="font-style: italic;font-size:100%;" ><span style="font-family:arial;">inci Dalam Kandang</span></span> <span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br />Oleh:<span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 0, 0);"> Sobirin </span></span></span> <span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br />Sudah lama saya mempunyai keinginan memelihara kelinci. Menurut teman-teman yang telah berpengalaman memelihara kelinci, air kencing dan kotoran kelinci ini sangat baik untuk menyuburkan tanaman. Di akhir Februari 2010, saya mencoba memelihara kelinci sebanyak empat ekor dalam kandang.</span></span><span class="fullpost"> <br /><br /><br /><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br /></span></span><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br /></span></span><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><span style="font-weight: bold; font-style: italic; color: rgb(255, 102, 0);font-size:180%;" >P</span>ertama saya menyiapkan kandangnya dulu. Kerangka kandang dibuat dari bilah papan kayu, ukuran panjang 100 cm, lebar 60 cm, tinggi 60 cm. Dindingnya dibuat dari kawat kasa ayam, dibagian atasnya ditutup plastik gelombang yang berfungsi sebagai atap supaya tidak kehujanan. Kandang ini ditopang dengan batang bambu empat buah, sehingga kandang tidak langsung ke tanah.</span></span> <span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br /></span></span><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEig9hu9VfontcZDz2ijACu-nw3b5K1fXciaiBrqf84sjJ5IoUHrgJ2Zixl7YmBs9Csto9t16JxuRFlFMJHw-xDmFrnP6xchONPIOB-Nt-eBdcEeI2XmkEHhgpVVEM00u6mcknjjAyl7USdB/s1600-h/kelinci+besar.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 400px; height: 282px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEig9hu9VfontcZDz2ijACu-nw3b5K1fXciaiBrqf84sjJ5IoUHrgJ2Zixl7YmBs9Csto9t16JxuRFlFMJHw-xDmFrnP6xchONPIOB-Nt-eBdcEeI2XmkEHhgpVVEM00u6mcknjjAyl7USdB/s400/kelinci+besar.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5443209853932635330" border="0" /></a><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Bagian dasar kandang dibuat dari papan-papan bambu yang dipasang renggang, agar air kencing dan kotoran bisa langsung jatuh ke bawah. Di bagian bawah kandang dipasang plastik untuk menampung air kencing dan kotoran kelinci.</span></span> <span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br /><br />Setelah kandang selesai, saya membeli kelinci muda jenis gibas sebanyak empat ekor di daerah Lembang, Bandung Utara. Di sana banyak orang menjual kelinci, berderet di pinggir jalan. Empat ekor kelinci yang saya beli berjenis kelamin jantan 2 ekor dan betina 2 ekor. Kemudian saya kandangkan dan diberi makan. Makanannya mudah sekali, yaitu rumput, wortel, kangkung, engkol.</span></span> <span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br /><br />Sebagai gambaran, biaya membuat kandang sekitar Rp 200.000,- dan harga empat ekor kelinci Rp 90.000,-</span></span> <span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Semoga kelinci-kelinci saya ini bertambah besar, dan air kencing serta kotorannya dapat dimanfaatkan untuk menyuburkan tanaman pertanian rumah tangga.</span></span></div></span>sobirinsobirin@gmail.comhttp://www.blogger.com/profile/03453076083722492370noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-2208819616508648013.post-16259931750139606652010-01-15T17:14:00.000-08:002010-01-15T17:32:55.599-08:00PANEN TANAMAN SEMUSIM DALAM KARUNG<div style="text-align: justify;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiG2sxUvcDNY06-nuigxilWFzw5EUH8x1SbpUKOu66y53W51gDAOsRldFxrFWuThCBysA8HBqhNqXIZkfUOoJyloSyKuSXb3U8vevv5W2OCs-VMRcITidsxJnpp4zEFTK5Pz58isgKQmkhD/s1600-h/engkol+kecil.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 200px; height: 150px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiG2sxUvcDNY06-nuigxilWFzw5EUH8x1SbpUKOu66y53W51gDAOsRldFxrFWuThCBysA8HBqhNqXIZkfUOoJyloSyKuSXb3U8vevv5W2OCs-VMRcITidsxJnpp4zEFTK5Pz58isgKQmkhD/s200/engkol+kecil.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5427142714396129298" border="0" /></a><span style="font-style: italic; color: rgb(0, 0, 153);font-size:100%;" ><span style="font-family:arial;">Bandung, Jl. Alfa No. 92, Cigadung II, 16 Januari 2010 </span></span> <span style="font-style: italic; color: rgb(0, 0, 153);font-size:100%;" ><span style="font-family:arial;"><br />Foto: Sobirin, 2010, Tanaman Kol Siap Panen </span></span> <span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br />Oleh: <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 0, 0);">Sobirin </span></span></span> <span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br />Tanaman semusim, antara lain sosin dan kol, yang saya tanam dalam karung di bulan Oktober 2009, sudah saya panen di awal Januari 2010. Hasilnya memuaskan, karena dirawat seksama, media kompos dan tanah seimbang, MOL cukup, apalagi sedang musim hujan, jadi situasinya lebih menunjang.</span></span><span class="fullpost"><br /><br /><br /><br /><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><span style="font-weight: bold; font-style: italic; color: rgb(255, 102, 0);font-size:180%;" >S</span>ebagian tanaman sosin, saya biarkan sampai berbunga dan berbuah, diambil bijinya untuk benih. Sedangkan kol saya panen, lumayan untuk sayur sop dan lalab. Memang beli di pasar juga bisa, kapan saja, tetapi panen sayur dari tanaman pertanian rumah tangga lain rasanya. Ada kepuasan yang tidak dapat dinilai dengan uang.</span></span><br /><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Perawatan tanaman semusim ini tidak sulit. Setelah media kita siapkan dalam karung, yaitu campuran seimbang antara tanah dan kompos, maka benih kita tebarkan. Ketika berkecambah, kita pilih yang sehat untuk terus dipelihara. MOL encer disiramkan di media. Tanaman akan terus bertumbuh. Rumput-rumput liar yang ikut tumbuh, segera dicabut. Tanah dikorek-korek perlahan agar udara masuk, hati-hati jangan sampai mengenai akar tanaman.<br /><br />Demikian seterusnya perawatan dilakukan secara seksama, sampai akhirnya tanaman siap panen, kurang lebih 2,5 bulan hingga 3 bulan. Situasi musim hujan juga sangat mendukung, karena tidak perlu menyiram dengan air, cukup MOL saja.</span></span> <span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br /><br />Sayang sekali, karung beras yang dipakai sebagai wadah media, terlihat mulai melapuk pada umur 2 bulan, ketika itu tanaman belum siap panen. Sebaiknya wadah menggunakan polibeg plastik, atau kaleng bekas, ember bekas saja.</span></span><br /></span></div>sobirinsobirin@gmail.comhttp://www.blogger.com/profile/03453076083722492370noreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-2208819616508648013.post-45897319674049365022009-12-09T08:21:00.000-08:002009-12-09T08:37:28.118-08:00KARINDA ITU DI JAKARTA, BUKAN DI BANDUNG<div style="text-align: justify;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj6uG7L_BOeySWjyEOzRHUOVHMsv8Bm8Tw61Jf2DzquCi628s_bfQlIpcFnYS1HJamKLgxiRbJ0rg8L7cb0Yo4slwuPBLfqSeeruhqE1sDUFj8iMCCjBASfvgppYhJ5dj__XpsD3Ewlfa7w/s1600-h/karinda1.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 200px; height: 159px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj6uG7L_BOeySWjyEOzRHUOVHMsv8Bm8Tw61Jf2DzquCi628s_bfQlIpcFnYS1HJamKLgxiRbJ0rg8L7cb0Yo4slwuPBLfqSeeruhqE1sDUFj8iMCCjBASfvgppYhJ5dj__XpsD3Ewlfa7w/s200/karinda1.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5413273244353169106" border="0" /></a><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Bandung, Jl. Alfa No. 92, Cigadung II, 9 Desember 2009 </span></span> <span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br />Foto: Sobirin, 2007, Karinda di Jakarta, bukan di Bandung </span></span> <span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><br />Oleh: <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 0, 0);">Sobirin </span><br /></span></span> <span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Berhubung saya beberapa kali menulis tentang Karinda kepunyaan Bapak dan Ibu Djamaludin, banyak yang keliru, dikiranya Karinda itu di Bandung dengan alamat rumah saya. <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 102, 0);">Karinda itu di Jakarta</span>, alamatnya Bumi Karang Indah, Lebak Bulus, Jakarta, Telpon Rumah: 02175909167 atau HP: 08158014375.</span></span><span class="fullpost"><br /><br /><br /><br /><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;"><span style="font-weight: bold; font-style: italic; color: rgb(255, 102, 0);font-size:180%;" >P</span>ada tanggal 9 Desember 2009, Ibu Djamaludin pemilik Karinda menelpon saya, menanyakan apakah ada Karinda di Bandung? Kata beliau, banyak yang menanyakan alamat Karinda yang di Bandung. Saya jawab, setahu saya tidak ada Karinda di Bandung.<br /><br />Mungkin ada yang keliru membaca tulisan-tulisan saya tentang Karinda. Dikiranya Karinda dan Ibu Djamaludin itu di Bandung.</span></span> <span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Saya yang di Bandung dengan “sampah diolah menjadi berkah” alamat Jl. Alfa No. 92, Cigadung II, Bandung 40191. Bapak dan Ibu Djamaludin adalah Karinda, alamat di Jakarta.<br /><br />Berhubung sama-sama berjuang dalam bidang per-kompos-an, banyak yang membaca dan menulis ulang di internet, bahwa Bapak dan Ibu Djamaludin ini dikiranya beralamat di Bandung. di Jl. Alfa 92. Padahal beliau dengan Karinda-nya berada di Jakarta.</span></span> <span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Jadi sekali lagi: Karinda itu hanya satu, di Jakarta, bukan di Bandung. Yang berada di Bandung adalah saya “sampah diolah menjadi berkah”. Mari kita membuka aktivitas di kota kita masing-masing dalam pengelolaan sampah, dengan nama (icon) berbeda tetapi yang khas sesuai selera kita, ada "Karinda", ada "sampah diolah menjadi berkah", ada "rumah kompos", dan lain-lainnya. </span></span></span></div><div></div>sobirinsobirin@gmail.comhttp://www.blogger.com/profile/03453076083722492370noreply@blogger.com7