Saturday, September 8, 2007

STARTER KOMPOS MIKRO ORGANIK GRATISAN

Bandung, Jl. Alfa No. 92 Cigadung II, 8 September 2007
Foto: Sobirin 2007, MOL Gratisan dari Bonggol Pisang, dll.


Oleh: Sobirin
Sampai sekarang masih banyak yang menanyakan kepada saya tentang cara-cara membuat kompos, terutama starter mikro organik-nya.



Di toko memang banyak di jual mikro organik dalam kemasan misalnya EM4 dan lain sejenisnya. Saya memang tidak senang membeli sebangsa EM4 dan lain-lainnya, karena tidak punya uang berlebih. Saya mencoba membuat mikro organik sendiri. Banyak yang mencemooh, mengetawai, terutama para ahli mikro organik dari jurusan bologi dan pertanian.

“Anda memang bisa membuat mikro organik, tetapi tidak tahu jenis apa yang anda hasilkan. Bagaimana kalau yang anda hasilkan berupa mikro organik penyakit atau yang malah membunuh tanaman?”, kata mereka.

Saya tidak peduli, karena konsep saya adalah tidak mau keluar uang dan bahan-bahan untuk membuat mikro organik harus dari bahan-bahan sampah dari rumah saya.

Saya memang fanatik membuat mikro organik dari sampah organik rumah tangga yang saya masukkan dalam tong plastik, diberi air secukupnya, dibiarkan selama 1 minggu, maka mikro organik telah tumbuh. Apa isinya? Saya tidak tahu jenisnya, bakteri apa, cendawan apa. Tetapi setelah disemprotkan ke bahan-bahan kompos, maka kompospun cukup berhasil dalam tempo 3 minggu.

Mikro organik gratisan ini di kalangan rakyat dan penghobby kompos dinamai MOL, singakatan dari Mikro Organisme Lokal. Kata “lokal” karena dibuat sendiri secara gratisan.

Di kalangan penghobby kompos organik, telah banyak “trial and error” dalam membuat starter MOL gratisan ini. Sebagai contoh antara lain:

MOL rebung: dibuat dari rebung (tunas bambu) yang di hancurkan, kemudian dicampur air kelapa. Dibiarkan dalam wadah plastik selama 1 minggu.

MOL bonggol pisang: dibuat dari bonggol pisang yang ditumbuk, kemudian dicampur air kelapa. Dibiarkan dalam wadah plastik selama 1 minggu.

MOL keong: dibuat keong atau bekicot yang di hancurkan (di”bebek”), kemudian dicampur dengan air kelapa. Dibiarkan dalam wadah plastik selama 1 minggu.

MOL berenuk: dibuat dari berenuk (buah maja). Isi berenuk (daging buahnya) dikerok dan dicampur dengan air kelapa. Dibiarkan selama 1 minggu.

MOL nasi basi: dibuat dari nasi yang tidak termakan. Nasi dikepal-kepal sebesar bola pingpong. Letakkan bola-bola nasi tersebut di doos bekas wadah air kemasan, lalu tutupi dengan dedaunan yang membusuk. Dalam tempo 3 hari akan tumbuh jamur2 berwarna kuning, jingga, merah. Ambil bola-bola nasi yang telah ditumbuhi jamur, masukkan dalam wadah plastik, lalu dicampur dengan air gula pasir secukupnya. Biarkan sampai 1 minggu, maka cairan berbau seperti tapai (peuyeum), dan bisa dipakai sebagai starter untuk membuat kompos.

Demikian yang saya ketahui. Namun saya tetap fanatik dengan MOL sampah dapur, sebab saya menganut faham “sampah rumah tidak dibuang keluar rumah”. Diproses sendiri, jadi MOL, kompos, kertas daur ulang, plastik daur ulang, dan lain-lainya.

4 comments:

Edwin Maolana said...

Terima ksih om.. akhirnya ketemu beda MOL dan EM4. Ada tambahan link... di http://mediatani.wordpress.com/2007/11/19/starter-kompos-dari-akar-rumput/
Buat starter pake akar rumput...

ahliahindra@gmail.com said...

saya pernah bikin mol dari nasi basi, dibiarkan berjamur baru dimasukkan toples dikasih air bergula. terus toplesnya saya tutup (salah ya?)baru berbulan-bulan kemudian molnya baru sempet saya pake. kira-kira molnya bisa dibuat starter gak? sekarang toples saya buka dan berbau menyengat kayak tape.

zayteck said...

Assalamualaikum Pak Sobirin...

Saya dari malaysia dan cukup kagum dengan ide2 bapak dalam memanafaatkan sisa2 dapur menjadi sesuatu yang berharga. Saya telah mencuba untuk menghasilkan MOL dari nasi basi dan juga roti yang telah tamat tempoh seperti yang dilakukan oleh bapak. Masih menunggu hari lagi utk digunakan.

Pertanyaan saya, selain digunakan sebagai starter untuk membuat kompos, apa lagi yang bisa dilakukan dengan MOL-MOL ini...

Sekian...

kasmiaji said...

Sukses bos!
Lebih baik menguntungkan masyarakat kecil daripada menguntungkan pabrik. Karna selalu kalau produk dia laku pasti dia akan menaikan harga produk trsb.
Saya jg lg berexperimen dgn mol-2 buatan sendiri untuk lele,udang vaname,tanaman(padi).
Dan hasilnya jg tdk mengecewakan.