Saturday, July 30, 2011

JAMBU AIR BERBUAH BANYAK DI MUSIM KEMARAU

Bandung, Jl. Alfa No. 92, Cigadung II, 31 Juli 2011
Foto: Sobirin, 2011, Jambu Air Berbuah Banyak
Oleh: Sobirin
Jambu air di halaman belakang rumah umurnya sudah sekitar 25 tahun, masih terus aktif berbuah. Kalau berbuah, buahnya banyak sekali. Perawatan sederhana saja, disiram MOL (mikro organisme lokal – buatan sendiri) secara teratur. Kali ini berbuah lebat di musim kemarau, lumayan untuk buah penyegar.







Kira-kira 25 tahun lalu, seiring dengan pembangunan rumah saya, saya membeli bibit pohon ini di Lembang, Jawa Barat. Tiap tahun pasti berbuah, dan selalu lebat. Pernah cabang pohon patah, gara-gara keberatan buah dan daun.

Buah sebagian diminta tetangga, silahkan siapa yang mau, boleh ambil. Banyak yang menanyakan bagaimana cara perawatannya sehingga buahnya bisa begitu banyak. Perawatan biasa saja, asal disiram MoL encer di tanah sekelilingnya, bukan di batangnya, dan tidak perlu tiap hari

Suatu ketika datang pedagang buah bermaksud “menebas” (membeli dengan memborong buah yang ada di pohon) buah jambu yang bergelantungan. Saya tanya berapa berani memborong, dan pedagang buah ini menjawab Rp 60.000 untuk 4 karung. Lalu saya katakan silahkan ambil gratis tetapi hanya 1 karung, dan tolong disapu bersih pelataran yang penuh jambu jatuhan.

Read More..

Friday, July 29, 2011

KLUB KEBUN UNPAR (KK-UNPAR) BERTAMU

Bandung, Jl. Alfa No. 92, Cigadung II, 30 Juli 2011
Foto: Sobirin, 2011, Klub Kebun UNPAR

Oleh: Sobirin

Sekelompok mahasiswa dari beberapa jurusan di Universitas Parahyangan Bandung bertamu di rumah saya Jl. Alfa 92. Mereka ingin bertukar pengalaman cara bercocok tanam dalam pot, karena mereka bercita-cita berkebun dalam pot di kampusnya. Berkebun di kampus perlu mengutamakan estetika.





Mahasiswa sebagai generasi muda bangsa yang memiliki semangat lingkungan seperti KK-UNPAR ini perlu mendapat dukungan, agar karyanya dapat ditularkan kepada warga kampung di sekitar kampus. Mengapa estetika perlu untuk kebun kampus? Estetika berarti keindahan. Kombinasi suasana kampus yang sibuk diharapkan dapat dinetralisir dengan suasana kebun sayur dalam pot yang didesain penuh keindahan. Saya menyarankan pot-nya menggunakan pot dari tanah, karena kalau menggunakan polibeg bentuknya kurang estetis.

Konsep pengairannya perlu difikirkan dengan cara irigasi tetes (drip irrigation) buatan sendiri, yaitu dengan botol plastik bekas air kemasan yang diisi air, dipasang terbalik, dengan penyangga bambu. Slang karet dengan pengatur tetes “infus rumah sakit” akan mengatur air menetes ke media tanaman. Tetes air perlu diperhitungkan supaya secukupnya, dan bisa ditinggal oleh mahasiswa saat kuliah atau libur.


Ada “output” dari kegiatan KK-UNPAR ini sebagai nilai tambah, yaitu mahasiswa memiliki kegiatan hobby positif yang pro lingkungan. Kemudian ada “outcome”, yaitu para mahasiswa yang tergabung dalam KK-UNPAR akan saling berkolaborasi dan bersinergi. Selanjutnya ada “benefit”, yaitu lingkungan kampus ada pemandangan yang lain dari pada yang lain, apalagi bila tanaman telah berbuah. Akhirnya ada “impact”, yaitu diharapkan bisa ditularkan kepada pihak lain, terutama warga kampung sekitar. Semoga sukses!

Read More..

Thursday, July 28, 2011

CABAI POT MUDAH DITANAM

Bandung, Jl. Alfa No. 92, Cigadung II, 29 Juli 2011
Foto: Sobirin, 2011, Cabai Pot Alangkah Pedasnya
Oleh: Sobirin
Menanam cabai di dalam pot mudah-mudah sulit. Perlu perawatan yang seksama. Benih disemai dulu di tempat persemaian. Kemudian setelah tumbuh, paling tidak setinggi 5 cm, lalu dipindah dalam pot. Media tanamnya berupa tanah di campur kompos buatan sendiri, perbandingan tanah:kompos = 1:1.





Saya memilih pot dari tanah, ukuran sebaiknya diameter paling tidak 25 cm, tinggi 25 cm, yaitu untuk memberikan keleluasaan pertumbuhan akar.

Media tanah dipilih tanah “hidup”, yaitu tanah segar yang digali dari kebun, atau selokan yang tidak mengandung detergen. Kemudian dicampur dengan kompos, buatan sendiri. Perbandingan tanah dan kompos, kira-kira 1:1. Tanah dan kompos ini diaduk rata, dihaluskan, agar butir-butir yang “mrengkel” atau “membatu” menjadi lembut tercampur rata.

Pilih bibit yang bagus dari hasil semaian. Satu pot berisi satu bibit. Taruh ditempat yang teduh dengan penyinaran matahari cukup, tetapi tidak menyengat. Jaga kelembaban tanah agar tidak kering dan tidak terlalu basah, yaitu disiram dengan MOL (mikro organisme lokal) buatan sendiri.


Dalam 2 – 3 bulan, kita akan melihat hasilnya, lumayan.

Read More..