Sunday, September 21, 2008

BULIR PADI BERDAUN KANGKUNG

Bandung, Jl. Alfa No. 92, Cigadung II, 21 September 2008
Foto: Sobirin 2008, Padi Berbulir Berdaun Kangkung

Oleh: Sobirin

Setelah sukses membuat MOL dan kompos dengan cara yang sederhana dari bahan-bahan yang ada di sekitar kita, lalu apa yang kita perbuat? Menjual MOL? Menjual kompos? Bisa! Memang perlu pemasaran yang ulet. Tapi yang lebih menarik adalah mencoba pertanian rumah tangga.




Pertanian rumah tangga bisa dilakukan tanpa harus memiliki lahan yang luas. Lahan sempit, bahkan tidak memiliki lahan-pun bisa mempraktekkan pertanian rumah tangga. Yang memiliki lahan, bisa langsung di halaman rumahnya.

Yang tidak memiliki lahan bisa menggunakan pot dari drum bekas, ember bekas, atau kaleng bekas. Medianya menggunakan kompos buatan sendiri yang dicampur dengan tanah. Ukuran campuran adalah 2 (dua) bagian kompos di tambah 1 (satu) bagian tanah, diaduk rata.


Tanaman bisa bermacam jenis, bisa tomat, cabai, padi, atau apa saja yang kita senangi. Bila perakaran bibit tanaman dalam pot sudah cukup kuat, bisa ditambahkan lagi dengan sedikit kompos. Tiap hari diberi air, 3 (tiga) hari sekali disiram MOL yang telah sangat diencerkan. MOL encer ini ibarat pupuk cair, disiramkannya tidak di batang tanaman, tetapi di tanah sekitar tanaman.


Coba lihat padi yang ditanam di ember. Sangat subur, anakannya banyak, buliran padinya juga banyak. Lihat juga kangkung yang saya tanam di drum bekas. Tanaman kangkung ini sudah lebih 2 (dua) tahun umurnya. Tiap kali dipetik, tumbuh kembali, tiap kali dipetik tumbuh kembali. Dalam potret nampak betapa suburnya tanaman padi dan kangkung ini. Seperti padi yang sedang berbulir berdaun kangkung.


Pertanian rumah tangga memang sangat mengasyikkan. Sampah rumah menjadi kompos, rumah menjadi bersih, tanamanpun subur.

No comments: