Bandung, Jl. Alfa No. 92 Cigadung II, 23 September 2007
Foto: Sobirin 2007, Kangkung Organik Super
Oleh: Sobirin
Kangkung yang saya tanam dalam pot setengah drum terus semakin subur. Hampir tiap minggu dipanen, cukup untuk sayur tumis sekeluarga. Sehabis dipanen, tanah digaruk-garuk, di-kompos, disiram MOL (mikro organisme lokal) buatan sendiri yang telah diencerkan.
Dalam tempo beberapa hari, daun-daun muda kangkung muncul, warnanya hijau segar. Tiap hari disiram air, tiap 3 hari disiram MOL encer. Ukuran daun-daun kangkung ini lebih besar dan keberadaannya lebih segar dibanding dengan kangkung yang biasa dibeli di pasar atau tukang sayur. Lihatlah ukuran kangkung yang saya tanam dibandingkan dengan uang logam recehan. Jadinya saya sebut saja kangkung saya ini "kangkung organik super". Memang pilihan benih awalnya juga bagus. Saya memperoleh benih ini dari Bapak Sajiboen, "inohong" Cirebon, yang juga senang pada tanaman-tanaman organik.
Menjadi petani rumahan sebenarnya tidak sulit. Juga membuat kompos serta MOL sendiri juga sangat mudah, murah tapi hasilnya meriah. Bahkan rumah kita tidak membuang sampah ke luar rumah, semua diproses dan hasilnya "zero waste". Yang diperlukan adalah ketekunan. Begitu kita sibuk dengan kegiatan lain, dan melupakan kegiatan perkomposan serta tanaman-tanaman kita, maka hasilnya tidak ada.
Bila kesibukan kita di luar sangat banyak, tetapi ingin juga memiliki perkomposan rumah tangga, pertanian rumah tangga, dan rumah tanpa sampah, maka perlu ada asisten yang membantu kita. Bisa saudara, bisa pembantu rumah tangga, tapi harus tetap kita kontrol.
Kangkung yang saya tanam dalam pot setengah drum terus semakin subur. Hampir tiap minggu dipanen, cukup untuk sayur tumis sekeluarga. Sehabis dipanen, tanah digaruk-garuk, di-kompos, disiram MOL (mikro organisme lokal) buatan sendiri yang telah diencerkan.
Dalam tempo beberapa hari, daun-daun muda kangkung muncul, warnanya hijau segar. Tiap hari disiram air, tiap 3 hari disiram MOL encer. Ukuran daun-daun kangkung ini lebih besar dan keberadaannya lebih segar dibanding dengan kangkung yang biasa dibeli di pasar atau tukang sayur. Lihatlah ukuran kangkung yang saya tanam dibandingkan dengan uang logam recehan. Jadinya saya sebut saja kangkung saya ini "kangkung organik super". Memang pilihan benih awalnya juga bagus. Saya memperoleh benih ini dari Bapak Sajiboen, "inohong" Cirebon, yang juga senang pada tanaman-tanaman organik.
Menjadi petani rumahan sebenarnya tidak sulit. Juga membuat kompos serta MOL sendiri juga sangat mudah, murah tapi hasilnya meriah. Bahkan rumah kita tidak membuang sampah ke luar rumah, semua diproses dan hasilnya "zero waste". Yang diperlukan adalah ketekunan. Begitu kita sibuk dengan kegiatan lain, dan melupakan kegiatan perkomposan serta tanaman-tanaman kita, maka hasilnya tidak ada.
Bila kesibukan kita di luar sangat banyak, tetapi ingin juga memiliki perkomposan rumah tangga, pertanian rumah tangga, dan rumah tanpa sampah, maka perlu ada asisten yang membantu kita. Bisa saudara, bisa pembantu rumah tangga, tapi harus tetap kita kontrol.
No comments:
Post a Comment