Thursday, April 29, 2010

MOL HITAM

Bandung, Jl. Alfa No. 92, Cigadung II, 29 April 2010
Foto: Sobirin, 2010, MOL Kencing Kelinci
Oleh: Sobirin

Mikro Organisme Lokal (MOL) sebagai agen percepatan dalam pembuatan kompos dapat dibuat dengan bermacam cara mudah, murah, tapi bermanfaat. Dalam tulisan-tulisan sebelumnya telah disampaikan ada MOL nasi, MOL tapai, dan lain-lainnya lagi. Kali ini ada MOL hitam dari kencing kelinci.





MOL hitam ini adalah MOL seperti biasanya, misalnya MOL tapai, dengan bahan-bahan tapai atau peuyeum (bisa tapai ketan atau tapai ubi) kira-kira 1 Kg, ditambah gula pasir (atau gula merah) kira-kira setengah Kg, air kelapa kira-kira 4 gelas, dicampurkan dalam tong plastik yang diisi air kira-kira 40 Liter. Maka yang terjadi adalah MOL tapai biasanya.

Kebetulan saya mempunyai kelinci yang dipelihara dalam kandang, dan dasar kandang bagian luar diberi lembaran plastik, sehingga air kecing kelinci ini tertampung. Lalu air kencing kelinci ini saya tambahkan ke dalam MOL tapai, jadilah MOL kencing kelinci yang warnanya hitam.


Ternyata MOL kencing kelinci ini relatif lebih cepat dalam membantu proses pengomposan. Proses kompos yang biasanya berlangsung selama 1 bulan, ternyata hanya berlangsung selama 3 minggu.

MOL kencing kelinci ini juga saya coba untuk menyiram tanaman, tetapi harus diencerkan terlebih dahulu, yaitu 1 kaleng MOL diencerkan dengan 15 kaleng air, hasilnya juga cukup efektif menyuburkan tanaman.

Read More..

Sunday, February 28, 2010

KELINCI DALAM KANDANG DI HALAMAN RUMAH

Bandung, Jl. Alfa No. 92, Cigadung II, 28 Februari 2010
Foto: Sobirin, 2010, Kelinci Dalam Kandang
Oleh: Sobirin

Sudah lama saya mempunyai keinginan memelihara kelinci. Menurut teman-teman yang telah berpengalaman memelihara kelinci, air kencing dan kotoran kelinci ini sangat baik untuk menyuburkan tanaman. Di akhir Februari 2010, saya mencoba memelihara kelinci sebanyak empat ekor dalam kandang.







Pertama saya menyiapkan kandangnya dulu. Kerangka kandang dibuat dari bilah papan kayu, ukuran panjang 100 cm, lebar 60 cm, tinggi 60 cm. Dindingnya dibuat dari kawat kasa ayam, dibagian atasnya ditutup plastik gelombang yang berfungsi sebagai atap supaya tidak kehujanan. Kandang ini ditopang dengan batang bambu empat buah, sehingga kandang tidak langsung ke tanah.

Bagian dasar kandang dibuat dari papan-papan bambu yang dipasang renggang, agar air kencing dan kotoran bisa langsung jatuh ke bawah. Di bagian bawah kandang dipasang plastik untuk menampung air kencing dan kotoran kelinci.

Setelah kandang selesai, saya membeli kelinci muda jenis gibas sebanyak empat ekor di daerah Lembang, Bandung Utara. Di sana banyak orang menjual kelinci, berderet di pinggir jalan. Empat ekor kelinci yang saya beli berjenis kelamin jantan 2 ekor dan betina 2 ekor. Kemudian saya kandangkan dan diberi makan. Makanannya mudah sekali, yaitu rumput, wortel, kangkung, engkol.


Sebagai gambaran, biaya membuat kandang sekitar Rp 200.000,- dan harga empat ekor kelinci Rp 90.000,-
Semoga kelinci-kelinci saya ini bertambah besar, dan air kencing serta kotorannya dapat dimanfaatkan untuk menyuburkan tanaman pertanian rumah tangga.

Read More..

Friday, January 15, 2010

PANEN TANAMAN SEMUSIM DALAM KARUNG

Bandung, Jl. Alfa No. 92, Cigadung II, 16 Januari 2010
Foto: Sobirin, 2010, Tanaman Kol Siap Panen

Oleh: Sobirin

Tanaman semusim, antara lain sosin dan kol, yang saya tanam dalam karung di bulan Oktober 2009, sudah saya panen di awal Januari 2010. Hasilnya memuaskan, karena dirawat seksama, media kompos dan tanah seimbang, MOL cukup, apalagi sedang musim hujan, jadi situasinya lebih menunjang.





Sebagian tanaman sosin, saya biarkan sampai berbunga dan berbuah, diambil bijinya untuk benih. Sedangkan kol saya panen, lumayan untuk sayur sop dan lalab. Memang beli di pasar juga bisa, kapan saja, tetapi panen sayur dari tanaman pertanian rumah tangga lain rasanya. Ada kepuasan yang tidak dapat dinilai dengan uang.

Perawatan tanaman semusim ini tidak sulit. Setelah media kita siapkan dalam karung, yaitu campuran seimbang antara tanah dan kompos, maka benih kita tebarkan. Ketika berkecambah, kita pilih yang sehat untuk terus dipelihara. MOL encer disiramkan di media. Tanaman akan terus bertumbuh. Rumput-rumput liar yang ikut tumbuh, segera dicabut. Tanah dikorek-korek perlahan agar udara masuk, hati-hati jangan sampai mengenai akar tanaman.

Demikian seterusnya perawatan dilakukan secara seksama, sampai akhirnya tanaman siap panen, kurang lebih 2,5 bulan hingga 3 bulan. Situasi musim hujan juga sangat mendukung, karena tidak perlu menyiram dengan air, cukup MOL saja.


Sayang sekali, karung beras yang dipakai sebagai wadah media, terlihat mulai melapuk pada umur 2 bulan, ketika itu tanaman belum siap panen. Sebaiknya wadah menggunakan polibeg plastik, atau kaleng bekas, ember bekas saja.

Read More..