Thursday, July 16, 2009

TOMAT RANTI DI TONG MULAI BERBUAH

Bandung, Jl. Alfa No. 92, Cigadung II, 17 Juli 2009
Foto: Sobirin, 2009, Tomat Ranti, Tomat Cherry

Oleh: Sobirin

Ukuran buah tomat ranti atau tomat cherry kecil-kecil. Sebesar buah anggur atau buah lengkeng. Buahnya mengelompok banyak. Saya menanamnya di dalam tong. Media tanamnya adalah tanah 2 bagian ditambah kompos buatan sendiri 1 bagian. Tiap 3 hari di beri pupuk cair MOL hijau.





Sewaktu saya masih kecil di kampung, tomat ranti ini banyak sekali ditemukan di kebun-kebun pekarangan sekitar rumah. Rasanya sama dengan tomat biasa, hanya kulitnya lebih tipis. Sekarang mencari tomat ranti di pasar tradisional di Bandung sangat sulit. Adanya di super market atau di toko buah elit.

Saya membeli tomat ranti untuk benih di toko buah Total. Lalu buah diambil biji-bijinya di jemur, kemudian di semai. Setelah menjadi kecambah dan berumur sekitar 10 hari telah cukup kuat untuk dipindah ke dalam media tanam.

Saya menggunakan tong besar untuk menanam tomat ini, dan 3 hari sekali disiram dengan pupuk cair atau MOL hijau.
Setelah berumur 1,5 bulan tanaman tomat ranti ini tumbuh kuat dan mulai berbunga. Sekarang buah-buahnya telah muncul. Banyak sekali. Kurang dari 1 bulan mendatang sudah bisa dipanen.

Read More..

MOL HIJAU ADALAH PUPUK ORGANIK CAIR (POC)

Bandung, Jl. Alfa No. 92, Cigadung II, 17 Juli 2009
Foto: Sobirin, 2009, MOL Hijau Pupuk Cair
Oleh: Sobirin

Membuat pupuk organik cair (POC) telah lama saya cita-citakan. Bahan ada di sekeliling kita. Pucuk daun-daun hijau segar, kotoran sapi, air kelapa, gula, dan tanah yang hidup, semua itu mudah kita dapatkan. Daun-daun dipotong kecil-kecil. Semua masuk tong, tambah air, selesai.





Pertama, siapkan tong plastik ukuran sedang, kira-kira volumenya 50 liter. Cuci sampai bersih supaya sisa-sisa zat kimia atau deterjen hilang, lalu tong dijemur supaya kering.

Kedua, siapkan bahan-bahan yaitu pucuk daun apa saja yang berwarna hijau. Saya menggunakan daun papaya, daun tomat, daun teh-tehan, daun kiambang yang ada di sawah, eceng gondok, dan sejenisnya. Pilih daun-daun yang ada disekitar kita. Banyaknya sekitar 1 kg, atau sekitar 1 kantong kresek plastik besar.


Ketiga, siapkan kotoran sapi atau kotoran kambing atau kotoran ayam, sebanyak sekitar 1 kg. Gula pasir sebanyak 1/2 kg. Air kelapa gerlas 2 gelas minum.


Keempat, siapkan tanah yang hidup, yaitu tanah selokan sebanyak 1/2 kg. Upayakan tanah selokan ini tidak ada deterjen atau air sabun yang terbawa mengalir di selokan. Di dalam tanah selokan ini diharapkan banyak mikro organisme yang hidup.


Kelima, setelah daun-daun hijau segar dipotong kecil-kecil, maka bersama bahan-bahan lain yang telah disiapkan, semuanya dimasukkan dalam tong plastik.


Keenam, campurkan air sebanyak 40 liter. Diaduk hingga rata, kemudian tong ditutup dengan tutup yang berlubang-lubang supaya ada sirkulasi udara.

Ketujuh, aduk tiap hari, setelah 5 hari pupuk cair ini bisa dimanfaatkan.

Pupuk cair ini juga adalah MOL atau mikro organisme lokal. Warnanya hijau, pekat, maka untuk mudahnya sebut saja MOL hijau. Baunya agak menyengat. Cara memanfaatkannya, ambil MOL hijau dari tong sebanyak 1 kaleng susu kecil. Masukkan dalam ember plastik, dan campurkan dengan air sebanyak 15 kaleng susu kecil. Aduk sampai rata, lalu siramkan pada media tanaman di pot atau di kebun rumah tangga kita.

Menyiram MOL ke tanaman ini tidak tiap hari, tetapi 3 hari sekali. Siramkan pada media tanahnya, bukan pada batang tanamannya.
Saya menyiramkan MOL hijau ini pada tanaman tomat rosela, padi ember. Hasilnya memuaskan.

Read More..