Saturday, October 6, 2007

KRIPIK BAYAM RENYAH RASA TERIGU

Bandung, Jl. Alfa No. 92 Cigadung II, 6 Oktober 2007
Foto: Sobirin 2007, Bayam Tumbuh Subur Disiram MOL Nasi


Oleh: Sobirin

Saya meminta benih-benih tanaman dari pak Sajiboen, teman saya inohong dari Cirebon. Saya diberi beberapa bungkus, salah satunya berukuran butir-butir lembut berwarna hitam. Benih tanaman apakah itu? Saya tidak tahu!


Saya akan coba menanam benih-benih berukuran lembut tersebut. Kebetulan saya masih mempunyai pot besar dari drum yang dipotong separoh. Saya isi dengan tanah dicampur kompos buatan sendiri. Ukurannya 1 bagian tanah dicampur 2 bagian kompos. Diaduk rata dalam pot besar tadi, kemudian saya siram dengan mikro organisme lokal (MOL) buatan sendiri.

MOL ini telah saya siapkan jauh hari sebelumnya. MOL ini khusus saya buat dari nasi sisa yang tidak termakan. Nasi dikepel-kepel (dibuat bulat dengan tangan seperti onde-onde). Onde-onde nasi ini saya simpan didalam doos yang berisi kompos jadi. Beberapa hari kemudian, onde-onde nasi ini berjamur, ada yang berwarna kuning, biru, jingga kemerahan.

Onde-onde nasi yang berjamur ini saya masukkan dalam jeriken plastik, kemudian saya isi air gula, dan dibiarkan sampai beberapa hari. Jeriken jangan ditutup, supaya ada udara ikut berproses. Setelah beberapa hari, cairan dalam jeriken tersebut berbau khas seperti bau tape (tapai, peuyeum). Cairan inilah yang saya anggap telah mengandung mikro organisme (lokal).

Kita kembali ke tong setengah drum yang telah berisi tanah dicampur kompos. Lalu butir2 benih lembut berwarna hitam dari pak Sajiboen saya tebarkan dipermukaan pot. Tiap hari disiram air, dan 2 hari sekali di siram MOL nasi yang telah diencerkan. Kira-kira satu minggu kemudian tumbuh kecambah kecil-kecil, dan setelah besar ternyata tanaman ini adalah tanaman bayam.

Tanaman bayam semakin subur dengan penyiraman air dan sesekali disiram MOL nasi. Daun bayam tumbuh berukuran besar dan semakin subur pada umur 3 minggu. Ini jelas karena kompos dan MOL yang tepat.

Saya bertanya kepada mang Endut pembantu saya, apakah bayam ini bisa dimakan. Bisa pak, bisa dikulub (digodog sebentar) terus dibumbu pecel. Tetapi kemudian istri saya menginginkan daun bayam tadi digoreng dengan tepung terigu. Jadilah “kripik bayam”. Ukuran kripik ini selebar telapak tangan orang dewasa, pokoknya lebar benar. Renyah, tapi lebih terasa terigunya dari pada daun bayamnya. Lain kali akan saya coba untuk dikulub saja, dibuat pecel daun bayem.

1 comment:

Akhirat Lebih Lezzatt !!! said...

Mohon alamat e-mail Pak Sajiboen agar sya dapat berkomunikasi dengan beliau tentang apa yang Bapak ungkap, hatur nuhun