Friday, January 18, 2008

SAMPAH PLASTIK KOTOR SUMBER PENYAKIT

Bandung, Jl. Alfa No. 92 Cigadung II, 18 Januari 2008
Foto: Sobirin 2007, Sampah Plastik Dicuci
dan Dijemur



Oleh: SOBIRIN

Setelah sampah rumah tangga dipisahkan antara yang organik dan bukan organik, lalu yang bukan organik dicuci bersih sebelum diproses lanjut. Sampah plastik biasanya tertempeli sambel atau makanan berminyak. Kalau tidak dicuci menjadi bau, mengundang lalat, menjadi penyakit.




Sampah plastik jangan dibakar. Membakar sampah adalah bukan solusi yang baik. Hasil bakarannya dapat membahayakan kita semua. Bau asapnya menyesakkan warga sekitar, belum lagi racun dioksin-nya bisa menyebabkan penyakit yang sulit diobati.

Jaman dulu, sebelum kantong atau bungkus plastik ini populer, hampir 100% sampah adalah organik. Kalaupun sampah dibiarkan, karena kandungannya bahan organik, maka akan terurai secara cepat menjadi penyubur tanah kembali. Beda dengan sekarang.

Lalu sampah plastik kita baiknya diapakan? Sampah plastik bisa kita daur ulang. Gelas dan botol plastik yang masih bagus bisa dijual, atau disumbangkan saja kepada pemulung.

Lembar plastik yang bagus dan warna-warni bisa dibuat cinderamata, misalnya tas pasar atau yang lainnya. Plastik yang jelek-jelek bisa dicairkan dengan melelehkannya (bukan dibakar), menjadi produk cinderamata atau barang lain.


Tetapi semuanya itu harus dalam keadaan bersih. Begitu kita memperoleh plastik dari sampah rumah tangga kita, maka prioritas harus dicuci bersih sebelum disimpan atau diproses lanjut. Sisa sambel, sayur, atau minyak goreng yang menempel di plastik akan menjadi busuk bila tidak dicuci. Bau, mengundang lalat, dan menjadi penyakit.


Setelah dicuci, masukkan dalam karung transparan dan dijemur. Karung isi plastik ini adalah bahan baku untuk membuat produk ekonomi kreatif kita. Agar karung berisi plastik ini tidak semakin banyak menumpuk, maka kita harus segera memprosesnya menjadi barang-barang bermanfaat.


Upayakan sampah rumah kita tidak di bawa ke luar rumah. Diproses saja di rumah sendiri.

No comments: