Bandung, Jl. Alfa No. 92, Cigadung II, 18 Agustus 2008
Foto: Sobrin 2008, Panen Kompos Anaerob 2 Kwintal
Oleh: Sobirin
Saya memiliki 4 (empat) komposter anaerob galian lubang tanah. Masing-masing berukuran panjang 60 cm, lebar 60 cm, dalam 100 cm. Apa-pun bahan organik saya masukkan ke dalamnya tanpa dipotong kecil-kecil. Ketika 2 (dua) komposter dipanen, diperoleh sekitar 200 kg kompos halus.
Saya sangat menyukai komposter anearob jenis ini. Apa-pun bahan organik saya masukkan ke dalamnya. Sampah pekarangan disapu, tanpa dipotong atau dirajang kecil-kecil, langsung dimasukkan ke dalam lubang komposter. Sisa makanan yang berkuah, seperti gulai dan sejenisnya, juga saya tuangkan ke dalamnya. Ada bangkai tikus, bekicot, tulang ayam, sisa daging, semua saya masukkan ke lubang.
Setiap selesai memasukkan bahan-bahan tadi, lalu disiram MOL, kemudian ditutup tanah setebal 5 cm, baru terakhir plat beton ditutupkan kembali. Begitu seterusnya proses dilakukan. Walaupun tiap hari bahan-bahan dimasukkan ke dalamnya, tetapi penuhnya lama sekali, karena bahan-bahan tersebut menyusut. Komposter berukuran seperti tersebut di atas, baru penuh setelah 3 bulanan.
Ketika digali kembali, diperoleh 3 lapisan kompos. Paling atas lapisan kompos yang belum jadi, lapisan tengah berupa kompos setengah matang, paling bawah merupakan kompos yang sudah jadi berwarna coklat hitam seperti tanah.
Lapisan kompos paling bawah kemudian di ayak agar butirannya seragam. Dari 2 (dua) lubang komposter yang dipanen, diperoleh 9 (sembilan) karung kompos ”super”, berat total sekitar 200 kg alias 2 kwintal. Sebanyak 1 (satu) karung diminta untuk contoh oleh Kantor Lingkungan Hidup Kota Cirebon, 2 (dua) karung dikirim untuk anak saya di Bekasi, 2 (karung) diminta oleh pak Roso teman saya di Bandung, sisa 4 (empat) karung untuk saya manfaatkan sendiri.
Kompos yang setengah matang saya masukkan ke dalam komposter AEROB utuk disempurnakan dengan menambah MOL dan mengaduknya tiap 3 (tiga) hari. Sedangkan kompos yang belum jadi saya masukkan kembali ke lubang komposter anaerob yang sekarang telah kosong dan siap menampung kembali bahan-bahan kompos yang baru.
Foto: Sobrin 2008, Panen Kompos Anaerob 2 Kwintal
Oleh: Sobirin
Saya memiliki 4 (empat) komposter anaerob galian lubang tanah. Masing-masing berukuran panjang 60 cm, lebar 60 cm, dalam 100 cm. Apa-pun bahan organik saya masukkan ke dalamnya tanpa dipotong kecil-kecil. Ketika 2 (dua) komposter dipanen, diperoleh sekitar 200 kg kompos halus.
Saya sangat menyukai komposter anearob jenis ini. Apa-pun bahan organik saya masukkan ke dalamnya. Sampah pekarangan disapu, tanpa dipotong atau dirajang kecil-kecil, langsung dimasukkan ke dalam lubang komposter. Sisa makanan yang berkuah, seperti gulai dan sejenisnya, juga saya tuangkan ke dalamnya. Ada bangkai tikus, bekicot, tulang ayam, sisa daging, semua saya masukkan ke lubang.
Setiap selesai memasukkan bahan-bahan tadi, lalu disiram MOL, kemudian ditutup tanah setebal 5 cm, baru terakhir plat beton ditutupkan kembali. Begitu seterusnya proses dilakukan. Walaupun tiap hari bahan-bahan dimasukkan ke dalamnya, tetapi penuhnya lama sekali, karena bahan-bahan tersebut menyusut. Komposter berukuran seperti tersebut di atas, baru penuh setelah 3 bulanan.
Ketika digali kembali, diperoleh 3 lapisan kompos. Paling atas lapisan kompos yang belum jadi, lapisan tengah berupa kompos setengah matang, paling bawah merupakan kompos yang sudah jadi berwarna coklat hitam seperti tanah.
Lapisan kompos paling bawah kemudian di ayak agar butirannya seragam. Dari 2 (dua) lubang komposter yang dipanen, diperoleh 9 (sembilan) karung kompos ”super”, berat total sekitar 200 kg alias 2 kwintal. Sebanyak 1 (satu) karung diminta untuk contoh oleh Kantor Lingkungan Hidup Kota Cirebon, 2 (dua) karung dikirim untuk anak saya di Bekasi, 2 (karung) diminta oleh pak Roso teman saya di Bandung, sisa 4 (empat) karung untuk saya manfaatkan sendiri.
Kompos yang setengah matang saya masukkan ke dalam komposter AEROB utuk disempurnakan dengan menambah MOL dan mengaduknya tiap 3 (tiga) hari. Sedangkan kompos yang belum jadi saya masukkan kembali ke lubang komposter anaerob yang sekarang telah kosong dan siap menampung kembali bahan-bahan kompos yang baru.
1 comment:
assalamualaikum, semoga rahmat Allah buat kita semua pak. Bravo Pak, saya aja yang banyak tanya soal komposter anaerob belum praktek...eh pak sob sudah panen kompos. sukses pak. Semenjak ketemu bapak bersama ibu-ibu gca dan dr.budi (kalau gak salah) saya semakin tertarik untuk mendalami bidang ini yang ternyata berhubugnan dengan berbagai segi, seperti pertanian dan industri. Saya ikut pelatihan sri pak bersama para petani jawa barat dan indra mayu awal agustus, tanaman padi pot saya sekarang umurnya 50 hari dan sudah lebih dari 50 anakan. Untuk informasi buat Bapak ada informasi bagus mengenai pupuk organik dan pupuk hayati(biofertilizer) dihttp:\\www.isroi.wordpress.com.
yuk sama-sama zero waste menuju Indonesia yang lebih baik.
Salam "ardhi" Griya Cempaka Arum
Post a Comment