Bandung, Jl. Alfa No. 92, Cigadung II, 13 September 2008
Foto: Sobirin 2008, Kompos Anaerob Hasil Ayakan Siap Pakai
Oleh: Sobirin
Tadinya saya berfikir, bahwa tampilan kompos yang dibuat dengan cara anaerob pasti kasar, tidak beraturan, berbau menyengat, karena semua bahan organik masuk. Ada yang tidak dicacag, ada bahan sisa sayur bersantan, dan lain-lainnya. Ternyata produk komposnya bagus sekali.
Komposter anaerob yang dibuat dengan membuat lubang di tanah ukuran 60 cm x 60 cm dengan kedalaman 1 meter dan dilengkapi tutup plat beton tipis, pada akhirnya menjadi kebanggaan saya. Saya sangat ‘happy’ dengan komposter anaerob jenis ini.
Manfaatnya banyak, bisa menampung segala macam jenis sampah organik. Sampah pekarangan tanpa di cacag, sampah organik dapur segala macam, bahkan kadang saya masukkan bangkai tikus, bekicot, dan lain-lainnya.
Setiap mengisi bahan baru, kemudian disiram MOL, dan bila perlu bagian atasnya ditabur dengan tanah setebal 5 cm, baru akhirnya plat beton tipis ditutupkan. Saya jarang mengaduk-aduk. Dalam tempo satu bulan, bisa dipanen.
Lapisan paling bawah yang dipanen, karena sudah matang. Lapisan paling atas yang masih nampak sebagai daun asli dimasukan kembali ke lubang anaerob. Sedangkan lapisan di tengah yang setengah matang diproses lanjut di komposter aerob bata terawang.
Coba diperhatikan dalam foto, nampak kompos hasil anaerob yang telah diayak sangat halus lembut, berkualitas, dan sama sekali tidak berbau. Kompos hasil ayakan ini kalau belum dimanfaatkan diwadahi dalam karung dan disimpan di gudang.
Foto: Sobirin 2008, Kompos Anaerob Hasil Ayakan Siap Pakai
Oleh: Sobirin
Tadinya saya berfikir, bahwa tampilan kompos yang dibuat dengan cara anaerob pasti kasar, tidak beraturan, berbau menyengat, karena semua bahan organik masuk. Ada yang tidak dicacag, ada bahan sisa sayur bersantan, dan lain-lainnya. Ternyata produk komposnya bagus sekali.
Komposter anaerob yang dibuat dengan membuat lubang di tanah ukuran 60 cm x 60 cm dengan kedalaman 1 meter dan dilengkapi tutup plat beton tipis, pada akhirnya menjadi kebanggaan saya. Saya sangat ‘happy’ dengan komposter anaerob jenis ini.
Manfaatnya banyak, bisa menampung segala macam jenis sampah organik. Sampah pekarangan tanpa di cacag, sampah organik dapur segala macam, bahkan kadang saya masukkan bangkai tikus, bekicot, dan lain-lainnya.
Setiap mengisi bahan baru, kemudian disiram MOL, dan bila perlu bagian atasnya ditabur dengan tanah setebal 5 cm, baru akhirnya plat beton tipis ditutupkan. Saya jarang mengaduk-aduk. Dalam tempo satu bulan, bisa dipanen.
Lapisan paling bawah yang dipanen, karena sudah matang. Lapisan paling atas yang masih nampak sebagai daun asli dimasukan kembali ke lubang anaerob. Sedangkan lapisan di tengah yang setengah matang diproses lanjut di komposter aerob bata terawang.
Coba diperhatikan dalam foto, nampak kompos hasil anaerob yang telah diayak sangat halus lembut, berkualitas, dan sama sekali tidak berbau. Kompos hasil ayakan ini kalau belum dimanfaatkan diwadahi dalam karung dan disimpan di gudang.
1 comment:
Ass.Wr.Wb.
Salam kenal,saya seorang ibu rumah tangga manula yang sangat tertarik dengan pembuatan kompos limbah rumah tangga.Alhamdulillah,melalui Bapak saya banyak menerima informasi tentang itu yang telah lama saya cari2.Pak,kalau jelantah atau sisa sisa lemak dimasukan ke komposter unaerob,ada pengaruhnya?Mohon jawabannya.Terima kasih. Wass.Wr.Wb.
Post a Comment