Friday, November 21, 2008

PADI EMBER GENERASI PASCA PANEN

Bandung, Jl. Alfa No. 92, Cigadung II, 22 November 2008
Foto: Sobirin 2008, Padi Ember Pasca Panen

Oleh: Sobirin

Padi jenis ‘Sintanur’ yang saya tanam di ember telah saya panen, hasilnya lumayan, dua ons padi gabah kering panen. Setelah saya panen, ternyata dari anak-anak batang padi masih ada yang tumbuh. Oleh sebab itu saya rapihkan, dan saya biarkan tumbuh lagi dan di MOL.




Saya ingin tahu produksi padi generasi kedua ini, apakah hasilnya bagus atau tidak. Menurut ahli pertanian tentu mengatakan bahwa rumpun padi generasi kedua ini pasti tidak akan ekonomis.

Namun ini termasuk percobaan, dengan perhatian dan pemeliharaan khusus dengan menambah kompos dan MOL semoga masih bisa tumbuh seperti generasi pertama.


Coba lihat dalam foto, rumpun padi sisa panen ini masih cukup kekar, tentu ada harapan bisa hidup berlanjut. Kita lihat saja perkembangannya, dengan harapan masih bisa menghasilkan padi, walaupun tidak akan sebanyak generasi pertama.

Read More..

ROHMA MINTA DESAIN TAS DARI PLASTIK BEKAS

Bandung, Jl. Alfa No. 92, Cigadung II, 22 November 2008
Foto: Sobirin 2008, Koleksi Tas dari Plastik Bekas
Oleh: Sobirin
Beberapa waktu yang lalu Rohma, seorang tamu yang mampir ke blog ini, menanyakan tentang detail cara menjahit tas dari bahan plastik bekas deterjen atau plastik bungkus lainnya. Saya mempunyai koleksi banyak tas plastik semacam ini dari teman-teman pendaur ulang limbah.



Saya sendiri mencoba mengkhususkan mengolah limbah rumah tangga menjadi kompos. Namun tidak berarti saya lalu membuang sampah plastik atau kertas dari rumah saya. Ada teman-teman yang menekuni menjadi pendaur ulang limbah plastik dengan hasil kerajinan yang cukup menarik dan bermanfaat. Saya minta tolong kepada mereka untuk membuatkan tas-tas dari plastik bekas ini, karena saya tidak memiliki keahlian jahit-menjahit.

Pertama, sampah plastik saya cuci bersih. Tidak memakai sabun. Air cucian saya tuangkan ke dalam komposter ANAEROB, biar berproses dengan bahan-bahan kompos yang lain di dalam tanah.

Kedua, lembar-lembar plastik yang telah dicuci bersih lalu dijemur hingga kering, dan diseleksi lembar per lembar sesuai dengan besar kecilnya, dan sesuai dengan warna-warninya.


Ketiga, lembar-lembar plastik yang telah dipilih sesuai warnanya kemudian di jahit menjadi tas sesuai desain yang kita inginkan. Karena saya tidak bisa menjahit, maka saya kirim ke teman saya yang memang menekuni jahit-menjahit tas dari plastik bekas.

Di mana-mana sekarang banyak pencinta lingkungan yang berkarya dan berbisnis dalam bidang ini. Teman saya yang menekuni hal ini antara lain: Iyom Rochaeni, alamatnya Cihampelas Bongkaran 302/25, RW 15, Bandung 40116, telpon 02292481233 atau 08172362436. Ada lagi teman saya yang lain, yang kelompoknya juga membuat tas semacam ini, yaitu Soenardhi Yogantara, Ketua Warga Peduli Lingkungan (WPL) di Kampung Bojong Tanjung di tepi Sungai Citarum, dekat Jembatan Cilampeni, telpon 0225880003 atau 08122057966. Tentunya di kota-kota lain juga banyak yang telah menekuni kegiatan ini. Bahkan ada yang membuatnya menjadi payung, sandal, dan lain-lainnya lagi.

Terlihat dalam foto-foto, sebagian dari koleksi tas plastik saya. Ada yang dari bungkus deterjen, dari bungkus minyak goreng, ada yang dari bungkus makanan. Ada pula yang dari plastik keresek, yang berwarna hitam, yang selalu kita dapatkan kalau membeli sesuatu di warung.

Plastik keresek berwarna hitam ini karena mudah didapat, maka juga dengan mudahnya banyak orang yang membuang plastik keresek ini sebagai sampah tidak berharga. Padahal bisa dimanfaatkan juga untuk bahan tas belanjaan yang cukup menarik. Plastik keresek dianyam dan dijadikan tas belanjaan yang lebih elegan, lihat foto tas yang berwarna hitam dalam foto.

Read More..

ROSELA SUBUR OLEH AIR HUJAN DAN MOL

Bandung, Jl. Alfa No. 92, Cigadung II, 22 November 2008
Foto: Sobirin 2008, MOL dan Air Hujan Menyuburkan Rosela

Oleh: Sobirin

Tanaman rosela atau roselle atau rosella atau hibiscus sabdariffa yang saya tanam kira-kira satu setengah bulan yang lalu telah tumbuh dengan subur. Air hujan dan MOL telah membantu pertumbuhan tanaman ini. Tinggi tanaman sekitar 1 meter dengan diameter kanopi 75 cm.


Waktu itu cara menanamnya saya semai langsung, beberapa butir benih saya tebar dalam satu lubang yang telah saya beri kompos buatan sendiri. Rupanya benih-benih tadi tumbuh semua. Saya sengaja tidak memindahkan satu persatu ke dalam lubang-lubang tanah yang lain.

Jelas menurut aturan pertanian bisa dikatakan keliru, karena dalam satu lubang tumbuh banyak tanaman. Tapi tidak apa, saya ingin tahu secara alami bagaimana perkembangan pertumbuhan dari rumpun rosela dalam satu lubang ini.


Saat ini batangnya yang berwarna agak kecoklatan terlihat kuat dan kokoh. Diameter batang ada yang seukuran 1 cm. Moga-moga dengan air hujan dan MOL, rosela ini akan terus tumbuh dan berbunga dan berbuah. Nantinya bunganya bisa untuk minuman segar, asem-asem manis. Katanya bisa untuk anti hipertensi.

Read More..

AIR HUJAN DAN MOL MENYUBURKAN PAPAYA BUNGA

Bandung, Jl. Alfa No. 92, Cigadung II, 22 November 2008
Foto: Sobirin 2008, Papaya Bunga Subur Sekali

Oleh: Sobirin

Saya menyemai biji papaya, ketika kecambah tumbuh kuat, lalu saya pindah dan tanam di depan rumah. Ternyata papaya ini jenis papaya bunga. Waktu itu memang musim kemarau, walau disiram dan di MOL pertumbuhan tetap kurang baik. Hampir-hampir saya ingin mencabutnya.



Namun ketika musim hujan tiba, dan hampir tiap hari selalu hujan, papaya ini tumbuh dengan kuncup yang menghijau segar. Apalagi saya tambahkan MOL buatan sendiri tiap 3 (tiga) hari sekali. Pertumbuhan semakin subur. Bunga-bunganya tumbuh di batang yang semakin kokoh. Untung waktu itu ketika musim kemarau tidak jadi saya cabut.

Rupanya komposisi air hujan di sekitar rumah saya masih cukup bagus, tidak tercemar oleh kandungan-kandungan pencemar udara. Untung sekali saya sekarang telah memiliki tangki air tabungan air hujan untuk siram-menyiram tanaman di musim kering. Apalagi kalau menyiram ditambahkan MOL yang memperkaya nutrisi dalam kompos dan tanah.


Bunga papaya hijau ini enak disayur oseng-oseng dengan cabai hijau. Rasanya agak pahit-pahit sedikit, tetapi segar. Beda dengan oseng-oseng buah paria ataupun oseng-oseng kangkung. Pokoknya rasanya beda dan enak.

Read More..

ECENG GONDOK DAN GENJER PENJERNIH AIR LIMBAH

Bandung, Jl. Alfa No. 92, Cigadung II, 22 November 2008
Foto: Sobirin 2008, Kolam Penjernih Air Sederhana

Oleh: Sobirin

Kolam penjernih air limbah cucian yang tempoh hari saya ceriterakan ternyata berfungsi cukup baik. Saya sedang mencoba bermacam tanaman air untuk menjernihkan air limbah ini. Kali ini saya menanam eceng gondok dan genjer yang saya ambil dari sawah dekat kampung saya.



Ketika awal-awalnya kolam ini saya fungsikan, tanpa tanaman, ikan-ikan yang saya masukkan ke dalam kolam menjadi mabok. Rupanya air cucian dengan kandungan sabun deterjen pekat telah membuat ikan-ikan ini pusing. Beberapa tanaman air seperti kiambang air, juga kurang kuat beradaptasi dengan air limbah cucian piring ini.

Tidak jauh dari rumah saya ada sawah yang masih belum dialih fungsi menjadi kawasan permukiman. Di sawah ini banyak tumbuh eceng gondok dan genjer. Lalu saya berfikir, tanaman ini rupanya bisa juga dicoba untuk ditanam di kolam air limbah saya.


Kemudian beberapa rumpun eceng gondok dan genjer memenuhi kolam air limbah saya, dan ternyata berfungsi baik dalam proses penjernihan air limbah cucian piring.

Read More..

Tuesday, November 18, 2008

MUSIM BUAH PANEN BUAH, MUSIM HUJAN PANEN HUJAN

Bandung, Jl. Alfa No. 92, Cigadung II, 18 November 2008
Foto: Sobirin 2008, Tangki Air Bekas Penampung Hujan

Oleh: Sobirin

Musim duren panen duren, musim hujan tentunya sebaiknya panen hujan. Banyak cara memanen air hujan, bisa dengan sumur resapan, bisa dengan tangki air. Banjir bisa berkurang, dan air hujan yang dipanen bisa dimanfaatkan untuk menyiram tanaman, terutama di musim kemarau.





Saya mempunyai tangki air yang sudah tidak terpakai. Tadinya saya bingung, apakah tangki air bekas ini dijual saja atau diberikan kepada pemulung. Ketika musim hujan tiba, saya mempunyai ide, baiknya dipakai sebagai penampung air hujan.


Di belakang rumah saya ada bangunan kecil yang berfungs
i sebagai gudang. Atapnya dari asbes gelombang, tanpa talang. Terpaksa saya menyuruh asisten saya untuk membuat talang terlebih dahulu. Kemudian tangki air bekas diperiksa apakah ada yang bocor atau belah, dan selanjutnya dilengkapi dengan kran air di bagian bawahnya, untuk maksud mengocorkan air bila diperlukan.

Pondasi tangki dinaikkan dengan tumpukan batu yang tepinya dipasangi bata agar nampak rapih. Begitu terpasang, hujan turun, mulailah saya panen air hujan. Coba bila seluruh warga kota memanen air hujan, dengan cara apapun, maka persoalan banjir agak teratasi, dan dimusim kemaraupun masih mempunyai persediaan air gratis. Apalagi kalau wadah untuk panen hujannya bisa dibuat sebesar mungkin.

Read More..

Tuesday, November 4, 2008

ATAP PENUTUP UNTUK KOMPOSTER AEROB

Bandung, Jl. Alfa No. 92, Cigadung II, 4 November 2008
Foto: Sobirin 2008, Kolam Penjernih Air Sederhana

Oleh: Sobirin

Musim hujan membuat masalah pada komposter aerob bata terawang milik saya. Masalahnya yaitu pada penutupnya. Tadinya komposter aerob ini saya tutup dengan lembaran plastik yang saya ikat mengeliling dengan tali rafia. Kalau musim hujan maka lembaran plastiknya penuh air.




Air hujan tertampung di lembaran plastik. Selain kelihatan menjadi tidak artistik, sering-seringnya air bocor masuk ke dalam komposter melalui sambungan lembaran plastik. Kompos pun menjadi basah kuyup, lengket, tidak sesuai dengan keinginan.

Kemudian penutup saya ganti dengan lembaran asbes gelombang, dipotong pas sehingga merupakan atap komposter. Air hujan mengalir melalui asbes gelombang ini. Kenampakan komposter menjadi lebih menarik dan bersih, tidak kumuh.


Komposter terlihat semakin banyak berlubang-lubang. Tidak apa-apa. Malah bagus. Namanya juga komposter AEROB, yang memerlukan banyak sirkulasi udara dalam proses pengomposannya.


Dari semula saya tidak terpikir, mengapa tidak dari dahulu saya memasang asbes gelombang untuk atap komposter ini. Mengangkat dan menutup atap asbes ini jauh lebih mudah dibanding dengan menutup dan membuka penutup lembaran plastik yang harus diikat segala.

Read More..

KOLAM TAMAN AIR LIMBAH CUCIAN PIRING

Bandung, Jl. Alfa No. 92, Cigadung II, 4 November 2008
Foto: Sobirin 2008, Kolam Penjernih Air Sederhana

Oleh: Sobirin
Sudah lama terpikir oleh saya bahwa air cucian piring dari bak cuci di dapur sebenarnya masih bisa dimanfaatkan. Perlu disaring dulu, dengan kolam-kolam penyaring agar airnya menjadi jernih kembali. Kolam penjernih ini bisa untuk kolam “taman air limbah” atau kolam ikan.





Saya membuat kolam ini dengan cara sederhana. Pertama kali saya memotong pipa pembuang air cucian yang menuju saluran pembuang dalam tanah, saya cabangkan keluar menuju kolam yang saya buat.

Kolam ini saya buat dari bata dan semen. Ukurannya kecil saja, yaitu 1 m x 1 m, tetapi bertingkat 3 (tiga). Tingkat atas terdiri dari 2 (dua) kolam kecil, kolam 1 berukuran 40 cm x 15 cm untuk dan kolam 2 berukuran 40 cm x 25 cm. Antara kolam 1 dan kolam 2 dibatasi dinding beton tipis berlubang-lubang sebagai saringan. Dalam kolam 1 ditaruh busa karet supaya penyaringan lebih baik.

Kolam 3 berada di tingkat tengah berukuran 60 cm x 40 cm, dan kolam 4 di tingkat bawah berukuran 1 m x 60 cm. Air dari kolam 2 menuju kolam 3 dan air dari kolam 3 menuju kolam 4 disalurkan dengan pipa pralon kecil. Air di kolam 4 relatif telah jernih, dan bila melimpas mengalir melalui pipa pralon kecil keluar ke tumpukan batu agar terus meresap ke tanah.

Kolam 2 dan 3 serta 4 bisa ditanami tanaman air sebagai ”taman air limbah” dengan tanaman-tanaman air, misalnya teratai kecil, melati air, eceng, sekaligus sebagai penyerap bahan-bahan pencemar dalam air bekas cucian tersebut, atau bisa juga untuk kolam ikan. Jenis ikannya sebaiknya ikan lele dan ikan sapu-sapu, karena relatif tahan hidup di dalam air bekas cucian dapur.


Kolam saya tersebut saya manfaatkan untuk ikan lele. Oleh sebab ikan lele ini suka meloncat keluar, dan juga untuk menjaga agar ikan dalam kolam tidak diincar oleh kucing, maka kolam ditutup dengan kawat kasa (kawat ayam).

Read More..