Bandung, Jl. Alfa No. 92, Cigadung II, 1 Agustus 2008
Foto: Sobirin 2008, Meremas Kompos Setengah Matang
Oleh: Sobirin
Pekerjaan yang kurang menyenangkan ketika membuat kompos adalah ketika harus mencacag daun-daun bahan kompos menjadi ukuran kecil-kecil. Saya menyiasati dengan memanfaatkan komposter anaerob lubang tanah. Kompos 1/2 matang saya ambil, daun-daun telah lunak dan mudah hancur diremas.
Beberapa kali saya mencoba dengan siasat seperti itu, ternyata lebih mudah dari pada mencacag dengan bedog/bendo/parang. Bila kurang hati-hati, bisa-bisa jari tangan kena bedog. Saya memang merasa puas dengan komposter anaerob lubang tanah ini. Boleh dikata serba guna.
Semua sampah bahan organik dimasukkan saja ke dalam komposter anaerob lubang tanah. Tidak perlu dipotong-potong. Selanjutnya dibasahi dengan MOL, lalu tutup dengan tutup plat beton tipis. Proses memasukkan sampah organik ini terus dlakukan hingga lubang tanah penuh. Saya melakukannya tidak diaduk, tapi terus ditambahkan saja bahan-bahan yang segar di lapisan atasnya. Bila perlu dipadatkan dengan cara diinjak-injak.
Memang perlu waktu sampai 1 bulan untuk menjadi bahan kompos ini bisa disebut 1/2 matang. Bila dipanen, lapisan paling atas masih segar, lapisan di tengah 1/2 matang, tetapi di lapisan paling bawah benar-benar sudah mengurai menjadi butir-butir kompos matang seukuran butiran tanah.
Bahan kompos yang 1/2 matang ini warnanya kecoklatan agak hitam. Bila diremas mudah hancur menjadi kecil-kecil. Hancuran kompos 1/2 matang ini lalu diproses lanjut dimasukkan ke dalam komposter aerob bata terawang untuk lebih disempurnakan menjadi kompos matang. Diaduk dan diberi MOL tiap 3 hari. Untuk menjadi kompos yang baik perlu waktu sekitar 2 minggu. Selamat mencoba.
Foto: Sobirin 2008, Meremas Kompos Setengah Matang
Oleh: Sobirin
Pekerjaan yang kurang menyenangkan ketika membuat kompos adalah ketika harus mencacag daun-daun bahan kompos menjadi ukuran kecil-kecil. Saya menyiasati dengan memanfaatkan komposter anaerob lubang tanah. Kompos 1/2 matang saya ambil, daun-daun telah lunak dan mudah hancur diremas.
Beberapa kali saya mencoba dengan siasat seperti itu, ternyata lebih mudah dari pada mencacag dengan bedog/bendo/parang. Bila kurang hati-hati, bisa-bisa jari tangan kena bedog. Saya memang merasa puas dengan komposter anaerob lubang tanah ini. Boleh dikata serba guna.
Semua sampah bahan organik dimasukkan saja ke dalam komposter anaerob lubang tanah. Tidak perlu dipotong-potong. Selanjutnya dibasahi dengan MOL, lalu tutup dengan tutup plat beton tipis. Proses memasukkan sampah organik ini terus dlakukan hingga lubang tanah penuh. Saya melakukannya tidak diaduk, tapi terus ditambahkan saja bahan-bahan yang segar di lapisan atasnya. Bila perlu dipadatkan dengan cara diinjak-injak.
Memang perlu waktu sampai 1 bulan untuk menjadi bahan kompos ini bisa disebut 1/2 matang. Bila dipanen, lapisan paling atas masih segar, lapisan di tengah 1/2 matang, tetapi di lapisan paling bawah benar-benar sudah mengurai menjadi butir-butir kompos matang seukuran butiran tanah.
Bahan kompos yang 1/2 matang ini warnanya kecoklatan agak hitam. Bila diremas mudah hancur menjadi kecil-kecil. Hancuran kompos 1/2 matang ini lalu diproses lanjut dimasukkan ke dalam komposter aerob bata terawang untuk lebih disempurnakan menjadi kompos matang. Diaduk dan diberi MOL tiap 3 hari. Untuk menjadi kompos yang baik perlu waktu sekitar 2 minggu. Selamat mencoba.
No comments:
Post a Comment