Monday, February 11, 2008

1 POT HASILKAN 1 ONS

NOVA, No.1042/XX, 11-17/2-2008, Edwin F.Yusman, Adrianus Adrianto
Foto: Sobirin 2006, Padi Pot Jl. Alfa 92 Bandung, 31 Mei 2006

Untuk kompos, menurut Sobirin, tak perlu beli. Cara membuatnya gampang kok. Sampah organik rumah tangga seperti sayur basi, buah busuk atau sisa makanan bisa dimanfaatkan untuk menjadi kompos dan MOL.



Untuk kompos, menurut Sobirin, tak perlu beli. Cara membuatnya gampang kok. Sampah organik rumah tangga seperti sayur basi, buah busuk atau sisa makanan bisa dimanfaatkan untuk menjadi kompos dan MOL yang punya nilai lebih. Sayangnya, hal itu sangat jarang disadari masyarakat.

Cara membuat kompos adalah aerob dan anaerob. Cara aerob adalah pembuatan kompos menggunakan udara (memerlukan oksigen). Tempat pembuatan kompos dibuat di atas tanah dan disekelilingnya diberi lubang udara. Tempat berukuran 1 meter kubik sudah cukup.


Sementara anaerob adalah pembuatan kompos di bawah tanah dan tidak perlu ditembok. Ukurannya sama dengan cara aerob. Keuntungannya, bahan kompos yang mengandung protein seperti kulit udang, kulit telur bisa dimasukkan.


Ada teknik menghindari bau ketika tempat pembuatan kompos ini dibuka. ”Setiap usai mengisi bahan kompos, di atasnya dilapisi tanah sekitar 5 cm. Cara ini jangan digunakan bila air tanah di sekitar lingkungan kita dangkal.”


Semua jenis sampah organik dimasukkan ke dalam tempat pembuatan kompos. ”Untuk mempercepat pembusukan, bahan kompos disiram dengan cairan MOL,” kata ayah 3 anak dan kakek 4 cucu ini.


MOL adalah kumpulan mikro organisme yang berfungsi sebagai starter pembuatan kompos organik dan dapat dibuat dari beberapa bahan. “Ada yang pakai sampah dapur, nasi bekas, rebung, bekicot, atau tapai singkong.”

Sobirin lebih memilih tapai singkong, karena tidak berbau busuk dan menjijikkan seperti bahan lain. “Caranya, tapai singkong direndam air dan diberi gula secukupnya, 4 hari kemudian atau bila rendaman tapai sudah berbau alkohol berarti sudah bisa digunakan,” beber lulusan Jurusan Geologi Institut Teknologi Bandung ini.


Selain sebagai starter pembuatan kompos, “Agar tanaman semakin subur, MOL yang sebelumnya sudah dicampur air, dengan perbandingan 1MOL:15air, disiramkan setiap tiga hari sekali. Ketika saya panen padi dalam pot pada tahun 2006 yang lalu, 1 pot padi menghasilkan 1 ons atau 100 gram gabah kering panen (GKP).”


Umumnya, jarak tanam SRI ini 30 cm, sehingga dalam 1 meter persegi ada sekitar 10 bibit padi. Berarti 1 hektar sawah berjumlah 100.000 batang padi. Total panen padi 10 ton GKP. Ini bisa menghasilkan sekitar 5 ton beras organik. Lumayan bukan? (EDWIN)

No comments: